TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin atau IKA Unhas kembali melanjutkan Temu Bisnis UMKM atau Business Matching, Sabtu (4/2/2023).
IKA Unhas mengumpulkan ratusan pelaku UMKM di gedung AAS Building Jalan Urip Sumoharjo Kota Makassar Sabtu (4/2/2023). Pertemuan ini jadi pertemuan kedua setelah agenda serupa satu pekan sebelumnya.
Dalam kesempatan itu Ketua Umum IKA Unhas Andi Amran Sulaiman mengajak para pelaku UMKM untuk berani bermimpi besar.
Amran mengajak para pelaku UMKM memperkuat posisi ekonomi dan naik kelas.
Founder AAS Foundation itu mengungkap rumus agar pelaku UMKM bisa naik kelas, tumbuh eksponensial, dan menembus pasar internasional.
Artinya model pertumbuhannya secara kuantitas, yaitu saat tingkat pertumbuhan sebanding dengan besar kuantitas itu sendiri.
Dengan kata lain, jika kuantitas tersebut dianalisis dalam setiap interval waktu kuantitas pada saat tertentu merupakan hasil kali dari kuantitas sebelumnya.
"UMKM harus naik kelas. Naik kelas itu gampang. Kami naik kelas butuh 15 tahun, dari pinjam Rp 15 ribu, dalam 7 tahun tumbuh 3 triliun," kata Andi Amran di gedung AAS Building Sabtu (4/2/2023).
Mantan menteri pertanian era Jokowi-JK itu berprinsip sukses semudah membalikkan telapak tangan. Tidak sulit.
Bukan justru sebaliknya seperti yang diungkapkan orang lain bahwa sukses tidak segampang membalikkan telapak tangan.
"Sederhana rumusnya. Jujur, konsisten, ubah pola pikir. Kalau yang dipikirkan gosip, tindakannya pun menghasilkan gosip," kata Amran.
Ia mengatakan orang hebat akan diskusi dengan gagasan.
Lalu membiasakan budaya kerja. Bukan jadi orang lemah tapi kerjanya gosip.
"Ngomongin presiden, ngomongin gubernur, ngomongin bupati, tapi dia kemana-mana naik ojek. Budaya seperti ini harus diubah," katanya.
Amran mengisahkan fase dimana ia berjuang membangun bisnis dari titik terendah. Bermodalkan pinjaman modal hanya Rp 500 ribu hasil menggadaikan gaji ayahnya.