TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kota Makassar kini dibranding dengan 'Makassar Kota Makan Enak'.
Branding tersebut diusung dalam rangka mencegah atau mengendalikan inflasi daerah.
"Hari ini kita launching Makassar Kota Makan Enak. Saya berharap ini menjadi sirkulasi ekonomi yang kuat dengan branding baru ini," kata Danny di sela-sela Rapat Pengendalian Inflasi di Balaikota, Kamis, (26/1/2023).
Kata Danny alasannya mengambil branding tersebut karena Makassar punya beragam kuliner yang menggiurkan.
Diantara banyaknya kuliner khas Makassar, Danny mengambil 11 produk unggulan yang menjadi rekomendasinya.
Antara lain Jalangkote, Pisang Ijo, Coto Makassar, Sop Saudara, Konro, Mie kering.
Nasi Kuning, Pisang Epe, Sea Food, Barongko, Pallu basa dan masih banyak lagi.
Danny memaparkan, branding ini merupakan instruksi langsung Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Arahan tersebut disampaikan saat rakor nasional dalam rangka pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi daerah pada Selasa (24/1/2023) lalu.
"Pak presiden dalam pengarahannya langsung begitu, saat ini kan kita kota Anging Mammiri tapi tidak produktif, beliau mau yang langsing, produktif. Misalnya kota pisang, kota jagung, kota golf, dan lain-lain. Saya kira Makassar ini (cocok) kota makan enak," terangnya.
Danny memaparkan, Makassar selalu menyediakan makanan enak sepanjang hari, bahkan 24 jam.
Sehingga branding ini sangat cocok untuk Makassar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Makassar Muhammad Roem menyampaikan, Makassar merupakan kota dengan daya tarik wisata kuliner.
Maka turunannya, Makassar menjadi salah satu tempat yang memiliki makanan enak di Indonesia.
Diketahui, branding ini dibangun sebagai upaya Pemkot Makassar mengendalikan inflasi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar merilis data inflasi Kota Makassar pada Desember 2022.
Kota Makassar mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 5,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,19.
Inflasi di Kota Makassar terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan
oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,81 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,69 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah
tangga sebesar 2,73 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,21 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 3,56 persen, kelompok transportasi sebesar 17,42 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,23 persen.
Kelompok pendidikan sebesar 2,06 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,62 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,99 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi yoy pada Desember 2022 antara lain bensin, angkutan udara.
Telur ayam ras, kontrak rumah, rokok kretek filter, beras, kue kering berminyak, upah asisten rumah tangga, bawang merah, sabun detergen bubuk/cair
dan tomat.
Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yoy, antara lain cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, jagung manis, pisang, bayam, ikan teri, kangkung, sawi hijau, biaya administrasi transfer uang dan cumi-cumi. (*)