Piala Dunia 2022

Simfoni Pamungkas Sang Maestro

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapten Argentina dan pemain depan Lionel Messi mencium Trofi Piala Dunia FIFA selama upacara trofi setelah Argentina memenangkan pertandingan sepak bola final Piala Dunia Qatar 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha, 18 Desember 2022.

Di antara dua kemungkinan itulah muncul filsuf eksistensialisme Prancis, Jean-Paul Sartre, dengan perkataannya yang menyengat, “Dalam sepak bola, semuanya menjadi rumit dengan kehadiran tim lawan."

Lawan Messi dan Argentina adalah sebelas pemain Prancis yang mengadang di depan untuk memblokir dan memperebutkan bola, di antaranya rekan klubnya di PSG, Kylian Mbappe.

Karena itulah, naskah permainan Argentina akan berbeda karena berisi narasi yang bertentangan dengan kehendak hati.

Namun Lionel Scaloni, pelatih Argentina, yakin bahwa terkadang kehadiran tim lawan bisa tidak dianggap apa-apa.

Dalam momen-momen yang rumit tapi luhur seperti final, Messi yang diberkahi oleh kejeniusan, keterampilan, dan visi seorang pemain hebat, dapat menjadikan sepak bola transenden secara estetis dan benar-benar menjadi perwujudan dari deskripsi yang sudah lama tentangnya sebagai maestro permainan yang indah.

Filsul Sartre ternyata benar. Bola menjadi rumit bagi Messi karena kehadiran Prancis.

Saat laga sedang berlangsung, jutaan rakyat Argentina berharap agar La Albiceleste memenangkan pertempuran, karena kemenangan itu adalah oase di tengah gurun penderitaan rakyat Argentina yang sedang menderita di bawah pemerintahan Alberto Fernández.

Lebih dari 36 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, jutaan rakyat Argentina bertahan hidup hanya berkat dapur umum dan bantuan sosial negara.

"Kami dilahirkan untuk menderita," ujar dinamo lini tengah Argentina, Rodrigo De Paul, usai laga final sebagaimana diberitakan oleh Buenos Aires Times.

Hasilnya adalah Lusail Iconic Stadium adalah pentas pertunjukan penutup yang menggelegar, lembah sukacita bagi Messi dan Argentina.

Kemenangan yang tidak mudah. Di final, ia memimpin orkestra, menghadirkan simfoni yang indah.

Sementara itu, koran Prancis, Le Monde, memberitakan tentang lava berwarna biru dan putih yang mengalir melalui jalan-jalan di Buenos Aires, ibukota Argentina. Ratusan ribu pendukung dari segala usia mengenakan jersey tim nasional Argentina berada dalam euforia setelah kemenangan tim tango di final kemarin malam.

Le Monde menulis bahwa l’euphorie est sœur de la souffrance (euforia adalah saudara dari penderitaan).

Dalam euforia kemenangan, tanpa gaya bahasa hiperbola Lionel Messi berkata, “Luar biasa akhir seperti ini. Saya pernah berkata bahwa Tuhan akan menganugerahkan ini. Dan DIA memberi saya kebahagiaan yang luar biasa.”

Koran Jerman, Die Welt, menulis, Messi lässt sich von nichts und niemandem aufhalten (Tidak ada dan tidak ada yang bisa menghentikan Messi).

Halaman
123

Berita Terkini