TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Prof Dr Akmal Hamsa M.Pd resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu pendidikan bahasa Indonesia Universitas Negeri Makassar Kamis (27/10/2022) pagi.
Pengukuhan guru besar berlangsung di Ruang Teater Gedung Pinisi UNM Jalan AP Pettarani Kota Makasar.
Prof Akmal Hamsa dikukuhkan oleh Rektor UNM Prof Husain Syam, mahasiswanya di bangku S1 pada 1985 silam.
Dulu Prof Akmal Hamsa mengampu mata kuliah umum bahasa Indonesia di kelas Husain Syam.
Prof Akmal Hamsa menempuh jalan panjang hingga jadi guru besar UNM.
Pada 1975 hingga 1976, Akmal Hamsa muda memulai pengabdiannya sebagai guru sukarela di SDN 24 Sinjai.
Pada 1977, Akmal Hamsa jadi guru honorer di SD Jambu Jarung Kabupaten Banjar Baru, Kalimantan Selatan.
Pria kelahiran Sinjai 2 Mei 1955 itu juga pernah mengabdikan diri sebagai guru honorer Bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Ujung Pandang, Sekolah Analisis Kimia Negeri Ujung Pandang, SMP Swasta Sawerigading Ujung Pandang.
Profesi guru honorer ia jalani hingga 1984.
Akmal Hamsa menyelesaikan program sarjana di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Ujung Pandang pada 1983 silam.
Setahun berlangsung, pada 1984, Akmal Hamsa dipercaya jadi asisten dosen di alamamaternya, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKSS, IKIP Ujung Pandang (sekarang UNM).
Akmal Hamsa akhirnya jadi dosen tetap pada 1985 silam.
Ayah empat anak itu menyelesaikan S1 di IKIP Ujung Pandang (sejak UNM) pada tahun 1983 silam. S2 dan S3 di Universitas Negeri Malang.
Dalam pengukuhan gelar guru besar, Prof Akmal Hamsa membawakan pidato berjudul "Era Industri 4.0 sebagai Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Pembelajaran Literasi Bahasa Indonesia.
Prof Akmal Hamsa dikukuhkan bersama dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia lainnya, Prof Dr Ramly M.Hum.
Dalam kesempatan itu Prof Husain Syam menyampaikan penghormatan kepada Prof Akmal Hamsa dan Prof Ramly.
Prof Husain mengenang, pernah jadi mahasiswa Prof Akmal Hamsa pada tahun 1985 silam.
Ketika itu Prof Husain masih duduk di bangku S1.
"Saya adalah mahasiwa Bapak dulu pada tahun 1985. Bapak mengampu mata kuliah bahasa Indonesia di kelas saya. Bagi saya, cara mengajar Bapak bahasa Indonesia itu sempurna," kata Prof Husain dalam pidatonya.
"Prof Akmal ini mengajari saya bahasa Indonesia di semester satu, menyusun kalimat, paragraf, dan seterusnya. Itu jadi modal saya dalam kehidupan," ujar Prof Husain.
Bagi Prof Husain, pencapaiannya menjadi rektor dua periode tidak lepas dari peran dan ilmu dari para guru dan dosennya selama ini. Tak terkecuali bagi Prof Akmal Hamsa.
"Ini jadi bukti keberhasilan beliau mengantarkan saya jadi Rektor. Terima kasih atas ilmu yang Bapak berikan mengantarkan saya jadi rektor," kata Prof Husain.
Prof Husain menyampaikan, perjuang Prof Akmal Hamsa patut menjadi motovasi bagi dosen-dosen muda.
Prof Akmal Hamsa tak menyerah mengejar guru besar hingga di penghujung kariernya sebagai dosen.
"Prof Akmal Hamsa ini meraih gelar guru besar di usia 64 tahun. Pencapaian guru besar itu adalah obsesi semua dosen. Semua mau jadi profesor. Oleh karena itu patut kita beri penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya. Ini anugrah dan pencapaian yang luar biasa," kata Prof Husain. (*)