TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Wakil Ketua Komisi D DPRD Sulsel John Rende Mangontan mengutuk keras penyerangan rumah mantan Anggota DPD RI Litha Brent.
Litha Brent merupakan mantan anggota DPD RI periode 2014-2019.
Litha Brent juga merupakan Pengusaha Bus Litha dan Ketua Kombongan Sangtorayaan di Makassar.
Rumah Litha Brent diserang orang tak dikenal Sabtu (15/10/2022).
John Rende Mangontan, berharap aparat kepolisian mengusut tuntas pelanggaran pidana, termasuk membongkar dugaan aktor intelektual atau otak di balik penyerangan itu.
"Kita mengutuk keras oknum yang menunggangi penyerangan Rumah pak Brent Litha. Indonesia ini negara hukum," kata John Rende kepada wartawan Minggu (16/10/2022).
Politisi Partai Golkar itu berharap kepolisian mengusut tuntas dan menangkap yang menunggangi penyerangan ini karena Indonesia adalah negara hukum sehingga perlu diusut tuntas dan ditangkap otak pelaku.
John menegaskan, kalau ini dibiarkan, ia khawatir jangan sampai ada kelompok-kelompok keluarga maupun massa Brent menyerang balik.
Untuk itu perlu diseriusi untuk penanganan biar ketentraman di kota Makasar tetap terjaga.
John mengungkapkan, jika memang ada sengketa tanah, pihak-pihak yang bersengka semestinya menempuh proses hukum, dan menyerahkan kepada penegak hukum.
Bukan malah mengambil tindakan penyerangan.
"Kalau ada oknum di baliknya, kita mengutuk keras. Ini harus diusut tuntas hingga ke oknum-oknum yang menunggangi penyerangan ini," katanya.
Kronologi
Sebelumnya diberitakan, Warga Jl Gunung Merapi Makassar digemparkan dengan penyerangan rumah mantan Anggota DPD RI Litha Brent oleh puluhan Orang Tak Dikenal (OTK).
Belum diketahui jelas penyebab penyerangan tersebut.
Dari penyerangan tersebut, kaca rumah depan hancur, ditambah dinding rumah dibobol.
Pengacara pemilik rumah Frans kepada menjelaskan kronologi kejadian sehingga rumah tersebut diserang OTK.
"Mereka ingin menutup jendela dan merobohkan balkon, setelah dari situ pihak dari sini keberatan. Mereka melakukan penyerangan dan inilah yang terjadi," ujarnya (15/10/2022).
Frans menambahkan kaca dirusak dilempar batu. Para pelaku penyerangan juga sempat mengancam.
Di antaranya pelaku penyerangan, ada yang bawa busur, sekitar 20 orang.
Sementara itu, untuk dugaan penyerangan, Frans mengaku belum mengetahui lebih dalam.
"Itulah yang kami tidak tahu, apakah memang ingin melukai orang-orang di sini, kami tidak tahu," tambahnya.
Terkait laporan ke pihak yang berwajib, Frans menuturkan dia telah melakukan hal tersebut. Dan telah diarahkan ke Polrestabes.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel bersama tim INAFIS, Kanit Resmob Polda Sulsel Kompol Dharma Negara, dan personil Polrestabes Makassar langsung olah TKP.(*)