"Cara perekrutannya mereka diajak bicara. Bentuk paling nyatanya adalah mengumpulkan senjata mereka. Jadi setiap periodikal, kita kumpulkan lalu diserahkan ke polisi dan sebelumnya mereka sudah 5 kali menyerahkan," kada Danny.
Danny juga mengklaim busur panah, botol miras, hingga parang saat penggerebekan polisi ditemukan di satu kamar di lantai 2 sekretariat Batalyon 120.
Senjata tersebut memang sudah dikumpulkan untuk diserahkan ke Polrestabes Makassar, yang menurut Danny sudah telanjur digerebek tim Thunder Polda Sulsel.
"Jadi tidak satupun alat sajam ada tubuhnya, karena mereka memang ada sukarela. Jadi mereka secara sadar menyerahkan busurnya apa segala macam untuk diserahkan ke Polrestabes secara sadar, tidak digerebek," katanya.
Anggap Sudah Tepat
Mantan Kanit Reskrim Polsek Tallo, Iptu Faizal sempat curhat setelah dirinya dicopot dari jabatannya usai menggerebek Markas Batalyon 120 Makassar.
Menurut Iptu Faizal, apa yang telah ia lakukan sudah tepat. Apalagi, katanya, ia banyak mendapat kabar miring terkait kelompok Batalyon 120 dari warga sekitar.
"Tidak apa-apa kalau saya mau dicopot, saya rasa yang saya lakukan ini sudah benar. Sudah banyak laporan dari warga soal Batalyon 120, coba tanya sendiri. Warga sudah tidak respect lagi," tutupnya.
Setelah mendengar kabar pencopotannya sebagai Kanit Reskrim, Faizal langsung mengemas barangnya di ruang kerjanya di Polsek Tallo.(*)