TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasca Focus Grup Discussion (FGD) gelaran HMI Badko Sulselbar pada, Senin (5/9/2022) mendapat respon miring dari berbagai kalangan.
Benyak elemen lembaga kemahasiswaan menyayangkan terlaksananya diskusi tersebut.
Pertemuan HMI Badko Sulselbar dengan Kapolda Sulsel, Irjen Nana Sujana, dinilai mengandung unsur politis didalamnya.
Istilah "adinda demo kakanda nego" pun viral di jagad media sosial.
Merespon hal tersebut, Ketua HMI Badko Sulselbar, Ikram Rifqi angkat bicara mengenai perspektif liar yang muncul.
Ia menambahkan, diskusi dengan tajuk "Kenaikan BBM, Pantaskah?" di Claro yang diinisiasi HMI Badko Sulselbar murni gerakan penyaluran aspirasi ke pemerintah pusat.
"Tanggal 29 Agustus melalui instruksi PB HMI kami telah melaksanakan aksi lebih dulu bersama teman-teman HMI Cabang se-Sulselbar untuk di Makassar sendiri berlangsung di Gedung DPRD. Kami diterima anggota DPRD Provinsi pak Irwandy, beliau berjanji siap memberangkatkan teman-teman ke Jakarta menyampaikan Aspirasi tersebut ke Pemerintah Pusat dan DPR RI," jelasnya, Kamis (8/9/2022).
Dengan modal janji tersebut, kata Ikram Rifqi, pihaknya kemudian menginisiasi diskusi dengan beberapa elemen masyarakat serta organ lainnya bersama lima narasumber lain di forum tersebut.
Lanjut, Ikram Rifqi menambahkan, hal ini ia lakukan, hanya untuk menyerap aspirasi pihak lain di luar HMI Badko Sulselbar.
"Namun kami mengaggap jikalau kami hanya membawa aspirasi HMI saja belum menjadi representatif dari perjuangan yang teman-teman lainnya lakukan, untuk itu kami mencoba mewadahi organda, ormawa, ormas, masyarakat umum untuk bersama-sama berembuk dan menghasilkan sebuah kesimpulan melalui FGD," tambahnya.
Dengan harapan, hasil dari FGD HMI Badko Sulselbar.
Dirinya pun menampik jika terjadi pekarangan aksi kepada kader HMI selama FGD itu dijadwalkan.
"Kami pun tidak pernah ada larangan sama sekali buat teman-teman cabang HMI, Pengurus Badko HMI Sulselbar, Ormawa dan seluruh undangan yang hadir untuk tetap malaksanakan aksi pada hari senin tersebut, walaupun banyak yang konfirmasi ke kami untuk bisa tetap aksi dan saya menjawab silahkan teman-teman tetap melakukan aksi," jelasnya.
Tuduhan bahwa dirinya mendapat dana keamanan untuk kelancaran kegiatan FGD pun dengan tegas ditampik Ikram.
Bahkan, Ikram Rifqi menyebut, itu termasuk fitnah dan pihaknya tidak pernah sama sekali mendapatkan uang dari hasil FGD yang ia gelar tersebut.
"Adapun tuduhan terhadap uang pengamanan secara tegas saya menyampaikan tidak ada sama sekali hal tersebut, itu adalah fitnah," tukasnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana