TRIBUN-TIMUR.COM - Jelang pertandingan final AFC Cup zona Asean antara Kuala Lumpur FC vs PSM Makassar, Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares mengaku resah.
Menurut pelatih asal Portugal ini, AFC terkesan menganakemaskan tim-tim dari Malaysia.
Hal itu dirasakan dari pengalamannya sebelumnya melawan KL City FC pada fase Grup H AFC Cup 2022.
Hal serupa terjadi saat melawan Kedah Darul Aman FC pada semifinal Zona ASEAN.
Ia merasa perlakuan berbeda ini berkorelasi dengan kantor pusat AFC yang berada di Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
“Saya tidak memiliki masalah dengan AFC, saya suka dengan kompetisi ini. Tetapi ayolah, sejak pertama memulai kompetisi kalian mengubah jadwal dan tak mengatakan apapun,” ujar pelatih asal Portugal tersebut dikutip BolaSport.com dari Kompas.com.
“Kalian lihat pertandingan antara Tampines vs KL, kalian lihat tetapi oke itu bukan tanggung jawab saya."
"Karena semua orang tahu mungkin harusnya Kedah lawan KL, 100 persen klub Malaysia harusnya berada di partai final,” imbuhnya.
Keresahan lainnya adalah mengapa AFC memutuskan melaksanakan pertandingan final Zona ASEAN di Kuala Lumpur.
Padahal, Kuala Lumpur sudah mendapatkan jatah menjadi tuan rumah Grup H.
Kebijakan AFC ini membuat Bernardo Tavares makin merasa KL City FC memang jadi anak emas.
“Aku tak ada masalah dengan KL atau AFC, aku suka Malaysia tetapi ini sangat aneh," ujar pelatih berlisensi UEFA Pro.
"Kami harus menghadapi KL di Kuala Lumpur, ayolah kita bisa melangsungkan pertandingan ini di tempat lain.”
Baca Juga: Komentar Rasiman Seusai Langsung Berhasil Bawa Persis Solo Menang
“Kompetisi besar, mimpi pemain dan suporter tentang kompetisi ini kenapa tidak bisa main di tempat lain dan kenapa harus Kuala Lumpur? Tidak ada yang menjelaskan hal ini kepadaku,” ujarnya lagi.