“Kalau dilihat sepintas, Gandrang Bulo ini mirip tarian jenaka. Padahal, pada saat diciptakan, sebenarnya tarian ini adalah bentuk sindiran terhadap penjajah Belanda. Contohnya saat pemain berlaku seperti seekor monyet yang saling mengejek,” terang Muhammad Andi Redo, Direktur Eksekutif Yayasan Kesenian Batara Gowa.
2. Mappadendang
Ini permainan irama alu dan lesung. Para pemainnya saling bergantian menumbukkan alu pada sebuah lesung hingga tercipta irama yang apik, menarik dan harmonis.
Baca juga: Sejarah Permainan Tradisional Lomba Balap Karung dan Manfaat Bagi Anggota Tubuh
Para pemainnya juga bernyanyi mengucap rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Irama dan nada yang rancak, membuat para pemainnya kian bersemangat.
3. Maggale
Permainan ini menggunakan tempurung kelapa yang dibelah dua dan dilubangi bagian tengahnya.
Lubang ini kemudian diikat dengan seutas tambang tebal sepanjang sekira satu setengah meter.
Para pemainnya menggunakan tempurung kelapa bertali ini sebagai alas kaki saat berlomba berlari.
Caranya, tambang dijepit di antara ibu jari kaki dan jari telunjuk khaki.
Siapa yang paling dulu mencapai garis finish, dialah pemenangnya.
Pemain yang kalah, harus rela menggendong pemain yang menang.
4. Bu’uh Rawe
Permainan ini mirip dengan sepak bola.
Ada gawang di kedua ujungnya.