NDUGA, TRIBUN-TIMUR.COM - Pembantaian sadis yang dilakukan oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022) diduga didalangi oleh Egianus Kogoya.
Saat ini polisi mengirim satu tim ke lokasi kejadian untuk melakukan identifikasi.
"Kami sangat yakin pelakunya adalah Egianus Kogoya,' kata Kombes Pol Faizal Ramadhani, Direkrut Reserse dan Kriminal Polda Papua.
Ia mengatakan, lokasi pembantaian dan Polda Papua, termat jauh. Namun ia memastikan bahwa timnya akan tiba dalam waktu tak lama lagi.
Menurut Faizal, kondisi korban pembantaian sangat mengenaskan. Ada yang mengalami luka tembak, ada juga yang luka karena sabetan benda tajam.
"Salah satu korban yang tewas adalah seorang pendeta, yaitu Eliaser Baner," ungkapnya.
Sebanyak 10 orang warga di Kampung Nogoliat tewas setelah diserang KKB Papua.
Berikut identitas 10 korban meninggal dunia yang dihimpun Tribun-Papua.com:
1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT
2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT
3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar
4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar
5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, Kabupaten Manggarai
6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, suku Kei-Ambon
7. Eliaser Baner, Pendeta.
8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, Sulawesi Selatan.
10. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar. (*)
Sementara dua korban yang mengalami luka-luka adalah Sudirman dan Hasdin.
TNI-Polri harus tegas
Sementara itu, Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta meminta TNI-Polri bertindak tegas kepada KKB, ini demi keselamatan masyarakat.
"Jadi TNI-Polri perlu tegas untuk melindungi hak masyarakat," kata Stanislaus, kepada Kompas.com, melalui pesan WhtasApp, Sabtu siang.
Kata Stanislaus, apa yang dilakukan KKB ini sudah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
"Sudah menimbulkan korban jiwa, itu jelas melanggar hak asasi manusia, hak untuk hidup," kata Stanislaus, kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Sabtu siang.
Stanislaus menyebut, motif yang dilakukan KKB ini adalah bentuk perlawanan terhadap NKRI, ini sudah sangat brutal, tidak hanya eksistensi tetapi memang mereka menganggap negara dan masyarakat yang pro terhadap NKRI adalah musuh.
"Tanpa ketegasan TNI-Polri maka kelompok tersebut akan terus berulah," pungkasnya.
Egianus Kogoya Disebut sadis
Sosok Egianus Kogoya baru berusia 23 tahun. Ia dikenal sosok bengis dan tak segan-segan menembak aparat keamanan hingga membantai warga sipil dan pekerja kemanusiaan.
Putra tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Silas Kogoya ini diduga kuat sebagai aktor utama teror yang terjadi di Nduga.
Sebelum mendirikan kelompok militer sendiri, Egianus bergabung dengan Goliath Tabuni, pimpinan KKB di Puncak Jaya.
Nama Egianus mencuat pascapembunuhan sadis 17 karyawan PT Istaka Karya pada Desember 2018.
Polda Papua menyebut, Egianus dan anggotanya punya 15 pucuk senjata api yang semuanya hasil rampasan dari pos keamanan.
Baca juga: Jumlah Tewas Korban Sipil Pembantaian KKB di Kabupaten Nduga Papua 10 Orang: Ini Identitasnya
"Terdapat sekitar 15 pucuk senjata organisasi milik TNI-Polri dan itu hasil rampasan," ungkap Dirkrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal, belum lama ini.
Dua dari antara belasan pucuk senjata itu mematikan; Granade Launcher Mortir (GLM) atau granat pelontar, dan senjata Minimi yang mampu menembakkan 1000 amunisi dalam 1 menit.
"Minimi satu pucuk sedangkan GLM ada dua, itu digunakan saat mereka beraksi yang menewaskan satu perwira TNI AL beberapa waktu lalu," ujarnya.
Memburu kelompok kriminal bersenjata di Papua tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Pasalnya kondisi geografi dan medan yang sulit menjadi kendala aparat gabungan dalam bertindak.
Selain, anggota KKB kerap berpindah lokasi dalam melancarkan aksinya.
KKB pimpinan Egianus pernah menyerang Pos Satgas Marinir Perikanan Quari Bawah Kernyam, Kabupaten Nduga pada Sabtu (26/3/2022).
Dalam aksinya, Egianus dan pasukannya melakukan penyerangan Pos TNI AL secara membabi buta.
Granat ditembakkan ke pos dari jarak dekat hingga menewaskan komandan pos dan melukai 8 prajurit. (*)