Lewat Program Parenting Islam, Yayasan Hadji Kalla Bantu Tekan Angka Kekerasan Anak di Makassar

Penulis: Wahyudin Tamrin
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan Tim Yayasan Hadji Kalla bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan & Perlindangan Anak (DPPPA) Kota Makassar di Kantor UPTD, Jl Nikel, beberapa waktu lalu.    

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Yayasan Hadji Kalla (YHK) turut mengambil langkah dalam upaya penurunan tingkat kekerasan anak di Kota Makassar. 

 

Salah satunya dengan memberi perhatian terhadap isu pendidikan anak di usia dini melalui program Parenting Islam. 


Melalui program tersebut, YHK berharap mampu membangun pemahaman para orang tua tentang pola pengasuhan berbasis Islam.


Berdasarkan data yang dihimpun YHK yang bersumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar, angka kekerasan pada anak berada di angka yang lumayan tinggi. 


Program Officer Bidang Educare YHK, Ria Supratma mengatakan dalam tiga tahun terakhir, jumlah kekerasan terhadap anak mencapai 774 kasus. 


Kasus kekerasan terhadap anak, lanjut dia, paling tinggi terjadi di tahun 2020 hingga 2021.


YHK kemudian akan menghimpun data laporan kekerasan anak di Kota Makassar untuk memetakan wilayah intervensi program. 


Lewat data yang dihimpun ini bisa ditentukan wilayah mana saja program Perenting Islam ini bisa dilaksanakan. 


"Program ini akan dibuat dalam bentuk pelatihan untuk para orang tua,” kata Ria Supratman kepada Tribun-Timur.com, Minggu (29/5/2022).


Program ini dimulai dengan penjajakan komunikasi dan kerjasama dengan pihak Dinas PPPA dalam rangka penghimpunan data guna memaksimalkan implementasi program ini nantinya. 


Tim Educare YHK pun telah melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas PPPA Kota Makassar, Achi Soleman di Kantor UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Dinas PPPA, Jl NIkel III, beberapa waktu lalu. 


Achi Soleman menjelaskan, lingkungan yang mengenal anak-anak cukup dekat justru menjadi wilayah yang paling rawan terjadi kasus kekerasan ini. 


Pelaku kekerasan pada anak justru lebih banyak berasal dari kalangan yang dekat dengan anak. 


Pada hakikatnya keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk memperoleh pengetahuan, pembinaan mental, dan pembentukan kepribadian

Halaman
12

Berita Terkini