TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jembatan gantung di Desa Sarapeang, Kecamatan Rembon, Tana Toraja nyaris putus, Jumat (27/5/2022)
Padahal setiap harinya jembatan itu dilalui oleh anak sekolah.
Saat meniti jembatan itu, para pelajar harus ekstra hati-hati.
Meski bertaruh nyawa, anak sekolah hingga warga terpaksa lalui jembatan itu karena merupakan akses satu-satunya.
Jembatan juga menjadi akses terdekat menuju Puskemas.
Tak jauh dari lokasi jembatan itu terdapat rumah Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung.
Rumah Bupati dengan jembatan hanya berjarak kurang lebih dua kilometer.
Kepala Lembang Sarapeang, Harianto Talondong menjelaskan, jembatan rusak sudah beberapa kali diusulkan melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang).
Namun tak kunjung terealisasi.
"Bukan tahun ini saja, tapi tahun-tahun sebelumnya sudah diusulkan lewat Musrenbang," ungkap Harianto saat ditemui di sekitar jembatan rusak Jumat (27/5/2022).
Demi keselamatan warga dan pelajar, saat ini jembatan tersebut ditutup.
Penutupan jembatan juga sebagai aksi protes masyarakat agar diperhatikan pemerintah.
"Untuk sementara ditutup, sembari tunggu perbaikan. Akses warga dialihkan melalui jalan poros," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Tana Toraja, Kaboel mengaku siap menjadi pelaksana teknis perbaikan jembatan jika ada arahan dari Bupati.
"PUPR selalu siap sebagai pelaksana teknis jika ada arahan dari atasan (Bupati) dan anggarannya tersedia,"
"Tapi memang harus ada penyampaian lebih dahulu dari pemerintah desa dan camat biar Bupati tau. Pastinya akan menjadi prioritas," pungkasnya. (*)
Laporan Kontributor TribunToraja.Com, @b_u_u_r_y