Timor Leste

Jokowi Utus Mahfud MD Temui Ramos Horta Presiden Timor Leste, Pembahasan Bocor Sampai Ramos Memohon

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bertemu Presiden Timor Leste terpilih, Jose Ramos Horta di Timor Leste, Kamis (19/5/2022).

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Timor Leste terpilih, Jose Ramos Horta dan Mahfud MD bertemu di Timor Leste, Kamis (19/5/2022).

Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dan Presiden Timor Leste untuk membahas sesuatu.

Saat bertemu, Ramos ternyata ingin menjalin hubungan antara Indonesia dan Timor Leste.

Ramos ingin Indonesia dan Timor Leste memiliki hubungan yang lebih baik kedepannya.

Pembahasan itu disampaikan oleh Mahfud MD.

“Presiden terpilih Jose Ramos Horta menyatakan bahwa dirinya menginginkan hubungan yang semakin baik antara Timor Leste dan Indonesia,” kata Mahfud dalam keterangan tertulis dikutip dari Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo dalam acara pelantikan Presiden Timor Leste, Mahfud pun menyambut baik keinginan Jose.

Selain itu, Mahfud menyampaikan selamat atas terpilihnya Jose sebagai presiden.

Mahfud juga menyampaikan pesan Jokowi agar Jose bisa berkunjung ke Indonesia.

“Saya juga menyampaikan undangan dari Presiden Jokowi kepada beliau untuk berkunjung ke Indonesia,” kata dia.

Sebelum bertemu Jose, Mahfud berdialog dengan masyarakat Indonesia di Dili, Timor Leste.

Di Timor Leste, ada kurang lebih 6.000 warga negara Indonesia (WNI) yang tersebar dan bekerja di berbagai sektor.

Mahfud berpesan agar terus menjaga persatuan dan rasa cinta Tanah Air.

“Tak lupa saya menjelaskan kondisi politik dan iklim demokrasi di Indonesia yang baik dan terjaga, perbaikan dan pertumbuhan ekonomi nasional, serta upaya kita untuk keluar dari pandemi Covid-19 yang juga berlangsung dengan baik,” ucap dia.

Jose Ramos-Horta menang telak

Pemenang Hadiah Nobel, Jose Ramos-Horta menang telak dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Timor Leste, menurut hasil awal yang diterbitkan oleh Sekretariat Pemilihan.

Dilansir The Guardian, berdasarkan data dari situs web Sekretariat pada Rabu (20/4/2022), setelah semua surat suara dihitung, José Ramos-Horta (72) memperoleh 397.145 suara, atau 62,09 persen melawan petahanan Francisco “Lu-Olo” Guterres 242.440, atau 37,91 persen.

“Penghitungan suara distrik, nasional dan regional telah selesai”, kata Acilino Manuel Branco, Direktur Umum Sekretariat Pemilu.

Masa jabatan kedua bagi Ramos-Horta

Kemenangan itu memberi Ramos-Horta masa jabatan keduanya.

Dia menjabat sebagai presiden negara termuda di Asia Tenggara dari 2007 hingga 2012 sekaligus perdana menteri pertama.

“Pemilihan itu kompetitif, dan kampanye sebagian besar damai,” kata pengamat Uni Eropa Domenec Ruiz Devesa pada hari Rabu, menambahkan proses penghitungan telah dinilai “positif”.

Dia berjanji untuk menggunakan masa jabatan lima tahunnya untuk memecahkan kebuntuan yang sudah berlangsung lama antara dua partai politik utama.

 Pemilu dapat memicu periode ketidakpastian, karena Ramos-Horta sebelumnya mengindikasikan dia mungkin membubarkan parlemen jika dia memenangkan pemilu.

Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa (kanan) dan presiden Bulgaria Rumen Radev berjalan melewati lukisan Joan Miro saat berkunjung ke Serralves Foundation di Porto, pada 12 April 2022.
Ucapan selamat dari Presiden Portugal

Siaran pers dari Presiden Portugal, Marcelo Rebelo de Sousa, mengatakan telah menelepon Ramos-Horta pada Rabu untuk menyampaikan selamat terhangat atas terpilihnya sebagai presiden Republik Timor-Leste.

Hampir 860.000 orang di negara berpenduduk 1,3 juta itu berhak memilih, dan lebih dari 75 persen pemilih hadir untuk memberikan suara mereka di putaran kedua.

Pemungutan suara minggu ini adalah pertandingan ulang dari pemilihan presiden 2007 yang juga melihat Ramos-Horta menang dengan mudah, dengan 69 persen suara.

Ramos-Horta mengatakan keluar dari masa pensiunnya untuk mencalonkan diri sekali lagi karena yakin presiden yang akan keluar itu telah melanggar konstitusi.

Ramos-Horta dominan dalam putaran pertama pemilihan 19 Maret, memenangkan 46 persen suara versus 22 persen Guterres, tetapi gagal mengamankan mayoritas yang dibutuhkan.

Dia mendapat manfaat dari dukungan Xanana Gusmao, presiden pertama negara itu dan pemimpin Kongres Nasional Rekonstruksi Timor-Leste (CNRT) saat ini.

Ramos-Horta dianugerahi hadiah Nobel untuk perdamaian pada tahun 1996 atas usahanya dalam memfasilitasi penyelesaian konflik di Timor-Leste.

Pada 2008 dia selamat dari upaya pembunuhan.

Presiden baru menghadapi tugas berat untuk mengangkat negara dari kemiskinan.

Timor-Leste masih belum pulih dari dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, dan Bank Dunia mengatakan bahwa 42 persen dari populasi hidup di bawah garis kemiskinan.

Dikutip Al Jazeera, presiden berikutnya akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan dengan peringatan 20 tahun pemulihan kemerdekaan Timor Timur.

(Kompas.com/Tribunnews.com)

Berita Terkini