TRIBUN-TIMUR.COM - Sejumlah penduduk Timor Leste ternyata orang pendatang dari luar negeri.
Mereka yang bermukim di Timor Leste adalah keturunan dari tiga gelombang pendatang.
Sri Langka, Melanesia dan China adalah tiga negara 'penyuplai' penduduk di Timor Leste.
Gelombang pertama yang menetap adalah orang-orang Vedo-Australoid yang berhubungan dengan orang Sri Lanka, tiba antara 40.000 dan 20.000 SM.
Gelombang kedua dari orang-orang Melanesia sekitar 3.000 SM membawa penduduk asli, yang disebut Atoni, ke pedalaman Timor.
Gelombang orang-orang Melanesia diikuti oleh orang Melayu dan Hakka dari China selatan.
Tahun lalu, Timor Leste dan China sempat menjadi perbincangan publik.
Bagaimana tidak, sebanyak 4.000 masyarakat China ternyata hidup di Timor Leste.
Diketahui, Timor Leste adalah negara yang merdeka dan lepas dari Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002.
Salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Timor Leste adalah China.
Tak disangka, China rupanya juga menyediakan banyak biaya pembangunan bagi Timor Leste.
Selain memberikan pinjaman utang dalam proyek Tasi Mane, diketahui ada 4.000 orang China yang menetap di Timor Leste.
Warga asal China tersebut mendirikan basis ekonomi, mulai dari skala kecil hingga besar.
Diwartakan South China Morning Post, di Plaza Timor, nyaris semua toko dan tempat perbelanjaan dimiliki oleh orang Tionghoa.
Salah satu pedagangnya bernama Ma Liyu, seorang wanita yang mengaku berasal dari kota Ningde di Provinsi Fujian, China.