TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Harga Bahan Pokok di Pasar Bulu-Bulu, Kecamatan Mandai, Maros, mengalami kenaikan jelang Idul Fitri.
Salah satu pedagang, Hariani mengatakan, minyak goreng menjadi komoditi yang paling dirasakan kenaikannya.
"Yang paling tinggi kenaikannya itu minyak goreng. Dari yang sebelumnya hanya Rp 28 ribu, naik jadi Rp 55 ribu," tambahnya.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng baik kemasan maupun curah.
"Kalau minyak curah saya sudah tidak jual karena barangnya susah sekali didapatkan. Kalau minyak kemasan ada, hanya saja dibatasi hanya satu box saja sekali pengambilan. kesulitan mendapat pasokan minyak sudah dua bulan terjadi," tambahnya.
Tak hanya minyak goreng, harga bawang merah juga mengalami kenaikan harga.
Dari yang sebelumnya hanya Rp 25 ribu, naik menjadi Rp 35 ribu.
Sementara gula pasir naik Rp 1000 ribu.
"Gulaku sekarang kosong, yang ada hanya merk lain. Kalau merek lain itu harganya Rp 16 ribu perkilo, sebelumnya hanya Rp 14-15 ribu," tambahnya.
Terigu yang sebelumnya bisa dibanderol hanya Rp 10 ribu, naik menjadi Rp 12 ribu.
Hariani pun mengeluhkan adanya penurunan pendapatan setelah kenaikan sejumlah harga sembako.
"Ada penurunan, dulu kalau bulan puasa begini, pasti hampir setiap hari bisa laku minyak goreng minimal satu kemasan, namun sekarang itu sudah tidak lagi," tururnya.
Pedagang lainnya, Rapiah menambahkan saat ini bahkan tak lagi menjajakan minyak kemasan karena harganya yang melambung tinggi.
Ia hanya menjual minyak curah karena harganya lebih murah, dan lebih banyak dicari pembeli.
"Masih mahal susah sekali didapat, ini stoknya beli dari teman ke teman modalnya 50 ribu, dijual 55 rb 2 liter, untuk minyak curah harganya 30 ribu," ujarnya.
Warga Maros, Asty mengatakan kenaikan sejumlah bahan pokok ini cukup membebani.
"Apalagi jelang lebaran, kita akan membutuhkan lebih banyak bahan pokok lagi untuk membuat makanan," ujarnya