Baca tanpa iklan
TRIBUN-TIMUR.COM - Rusia mengirimkan ancaman nyata ke negara-negara Eropa yang nekat bergabung dengan NATO.
Salah satu negara yang sudah merasakan dampaknya adalah Finlandia. Negara ini sebelumnya menyatakan akan bergabung dengan NATO.
Namun, Rusia langsung meresponnya dengan mengirimkan pasukan ke perbatasan negara tersebut. Pengiriman pasukan disertai dengan ancaman serangan dari Rusia jika keinginan tersebut diwujudkan.
Konvoi yang dilakukan Rusia ini menjadi ancaman serang untuk Finlandia.
Pengerahan tentara ini dilakukan menyusul pernyataan Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin.
Pihaknya mengharapkan pemerintahnya akan mengakhiri diskusi sebelum pertengahan musim panas tentang apakah akan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO.
Orang Finlandia bahkan memandang Rusia sebagai ancaman militer yang signifikan
Terkait rencana Finlandia, Rusia mengecam keras keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.
Bahkan, Rusia menyatakan negara tersebut akan menjadi target pembalasan seperti yang kini terjadi di Ukraina.
Peringatan ini disampaikan Vladimir Dzhabarov, Wakil Kepala Pertama Komite Internasional Dewan Federasi.
Pernyataan ini dibuat menyusul santernya wacana Swedia dan Finlandia yang ingin bergabung menjadi anggota NATO.
Finlandia Negara Non-blok
Negara Nordik berpenduduk 5,5 juta secara tradisional non-blok secara militer, sebagian untuk menghindari memprovokasi tetangga timurnya, yang berbagi perbatasan 1.300 kilometer (830 mil).
Tetapi invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari melihat dukungan publik Finlandia untuk bergabung dengan NATO berlipat ganda dari 30 menjadi 60 persen, menurut serangkaian jajak pendapat.
"Jangan pernah meremehkan kapasitas Finlandia untuk mengambil keputusan cepat ketika dunia berubah," kata mantan perdana menteri Finlandia Alexander Stubb kepada AFP, yang dilansir Rabu (13/4/2022).