Dikatakan bahwaarangan tersebut untuk menghormati keagungan bulan suci Ramadan.
“Maka orang yang berpuasa, maka sudah membelenggu dirinya, membelenggu hawa nafsunya tidak melakukan kemaksiatan,” katanya.
Akan tetapi, orang yang masih melakukan kemaksiatan di bulan suci Ramadan, maka terdapat kesalahan dalam diri seseorang dalam berpuasa.
Sebab, seseorang tersebut tidak mampu membentengi dirinya dalam melakukan ibadah puasa.
Rasulullah pun, kata Ustadz Sabaruddin, mengatakan bahwa jangan sampai orang tersebut hanya menahan haus dan dahaga, tapi tidak mendaptkan pahala.
“Karena hawa nafsunya sendiri tidak bisa ia tahan sehingga masih melakukan maksiat. Rasulullah berkata bahwa puasa adalah perisai dari kemaksiatan,” tutup Ustadz Sabaruddin.(*)