Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis

Indra Keberagamaan 4: Within Humanism atawa Under Wife's Control

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin

IT sebagai buatan manusia menjadi dewa.

Perdagangan (trading) yang seharusnya menjadi aktivitas suci karena itu adalah profesi kenabian, berubah menjadi perdagangan mesin (robot) yang disalahgunakan.

Celakanya, manusia-manusia rasional menyalahgunakannnya untuk kepentingan dirinya, dan lebih celakanya, manusia rasional lainnya mau saja ditipu dengan janji yang tidak masuk akal.

Aneh kah?

Satu lagi efek rasionalitas masyarakat beyond modernism yang mungkin menjadi keresehan Prof Dwia adalah sudah menyerahkan hidupnya kepada mesin-mesin kecerdasan.

Bangun pagi-pagi setelah Sholat Subuh, saat siap-siap olahraga atau jogging cek dulu denyut jantung.

Sambil melangkah dicek terus berapa langkah yang sudah dilakukan.

Setelah menyelesaikan target langkah, lalu membandingkan denyut nadi sebelum dan setelah olahraga.

Pulang, saat mau mengkonsumsi makanan, mengecek berapa  kandungan kalorinya, dan saat disuguhkan makananan mengandung karbo, dicek berapa takaran yang harus dikonsumsi.

Jadinya fenomena kehidupan 4.0 saat ini menunjukkan kehidupan yang cenderung monoton, mekanis, dan stagnan.

Padahal kehidupan ini anugerah dan berkah karena sudah terfasilitasi oleh "kuasa" diri.

Manusia hidup memiliki kemampuan memainkan rasa dan rasionya sendiri untuk mendeteksi segala fenomena di sekitar.

Itulah yang saya sebut sebagai within humanism.

Semangat within humanism ini membuat saya berusaha tidak memegang telepon pintar (smart phone) kalau tidak perlu, apalagi saat jogging.

Karena ini adalah ikhtiar untuk mengembalikan kedigjayaan kemanusiaan (human-centered).

Berbeda dengan teman-teman lain, hampir semua mengantongi HP dan saat ngopi hampir semua memegang HP.

Begitu bertekuk-lututnya pada kedigjayaan mesin.

Tapi ada satu teman bukan untuk alasan itu semua.

Alasannya, gampang kalau dicari isterinya.

Ini fenomena lain, bukan beyond modernism bukan pula within humanism tapi "under wife's control".(*)

Berita Terkini