Padahal Sudah Jadi Tradisi Adat, Pemkab Bone Tidak Libatkan Bissu di HUT Bone Ke-692

Penulis: Kasdar Kasau
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman saat menghadiri hari jadi Bone

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Dalam pertama kalinya, Bissu di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak ikut puncak perayaan Hari Jadi Bone (HJB) ke-692.

Bissu ini merupakan penasehat keagamaan pada masa kerajaan di Bone.

Mereka Wanita Pria (Waria), namun tidak semua waria Bissu.

Ada prosesi tertentu untuk menjadi seorang Bissu.

Peran Bissu pada jaman kerajaan dipercaya sebagai perantara dunia Dewata dengan dunia manusia.

Seiring masuknya agama Islam dan Bone menjadi sistem pemerintahan, Bissu tersisihkan.

Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone masih melestarikan adat tersebut.

Penampilan Bissu seringkali dipertunjukkan pada acara tertentu.

Namun pada momen Perayaan HJB ke-692, Bissu tidak tampil.

Biasanya Bissu membawa benda pusaka saat prosesi Mattompang Arajang untuk dibersihkan.

Selain itu, Bissu juga menampilkan maggiri atau tarian kebal benda tajam.

Posisinya digantikan tari Mabbarani Makkunrai, diperankan perempuan tulen.

Tarian ini mempertontonkan aksi kebal terhadap benda tajam.

Adegan ini serupa dengan tarian Bissu pada acara adat istiadat di Bone.

Andi Fashar M Padjalangi saat ditemui mengatakan, pihaknya membenarkan tidak adanya Bissu pada acara tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini