TRIBUN-TIMUR.COM - Negara tetangga Indonesia, Timor Leste, pernah menjadi saksi pertempuran sengit Perang Dunia II.
Kala itu, Timor Leste masih menjadi bagian dari Indonesia dan masih bernama Provinsi Timor Timur.
Peristiwa pertempuran sengit terjadi empat hari setelah serangan Pearl Harbour 7 Desember 1941. Kala itu, sekutu memerintahkan Australia yang berada di wilayah Timor Timur untuk mempertahankan lapangan udara dan melibatkan penggelaran "Lark Force" di Rabaul dan "Gull Force" di Ambon.
Meskipun setuju untuk menempatkan Timor dengan pasukan, komandan Sekutu tidak membayangkan serangan Jepang dengan skala besar di pulau itu.
Mereka juga tidak mendapat persetujuan dari Portugis untuk menduduki bagian timur pulau itu.
Pemerintah kolonial mengambil "pandangan yang sangat optimis" bahwa pasukan Jepang akan menghormati kenetralan Portugis.
(Koepang) Kupang, pusat kekuasaan Belanda, menjadi fokus serangan Jepang.
Sekutu mengerahkan pasukan dari Batalyon 2/40 Australia, satu skuadron pesawat pengebom Hudson dari Angkatan Udara Australia (RAAF), baterai artileri pantai Australia, dan 1.000 tentara Belanda.
Dikepung dan kekurangan amunisi, mereka bertahan selama empat hari tetapi dipaksa menyerah pada 23 Februari 1942.
Pasukan Jepang juga telah dikirim ke Dili, ibu kota Portugis, di mana mereka hanya menghadapi perlawanan terbatas, tetapi, yang penting, menggagalkan rencana kedatangan pasukan Portugis antara 19 dan 20 Februari.
Selanjutnya 250 orang dari Kompi Independen 2/2 Australia telah dikirim ke bagian Portugis dari pulau itu sebelum serangan Jepang.
Mereka tidak secara langsung menentang invasi tetapi bertindak sebagai kekuatan gerilya.
Setelah penyerahan pasukan utama Sekutu di sekitar Koepang, 140 anggota 2/40 dan beberapa pasukan Belanda berhasil menghindari pengepungan.
Beberapa menyerah kepada Jepang oleh orang Timor Barat, sementara sisanya menyeberangi pulau untuk bergabung dengan 2/2.
Medan terjal Timor menawarkan kondisi ideal untuk perang gerilya, tetapi keberhasilan awal operasi ini dimungkinkan oleh dukungan rakyat Timor.