Angka pertumbuhan luas lahan sawit setiap tahun mengalami peningkatan sampai sekarang setelah mengalami penyusutan pada tahun 2016 yang berkurang seluas 58.811 hektar.
Dari data luas lahan sawit yang dikelola baik negeri maupun swasta sehingga Indonesia berada di peringkat pertama penghasil CPO di Dunia.
Pada tahun 2020 Indonesia menduduki ranking pertama eksportir terbesar minyak kelapa sawit. Total ekspor CPO RI pada tahun tersebut mencapai 37,7 juta ton.
CPO atau Crude Palm Oil adalah minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau proses pengempaan daging buah (mesocarp) kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian.
Minyak kelapa sawit mentah ini memiliki produk turunan.
Produk turunan yang paling umum yaitu campuran biodesel, bahan baku minyak goreng, bahan baku produk makanan, dan bahan baku kosmetik.
Selain itu ada beberapa penemuan pemanfaatan CPO yakni menghasilkan bensin, mengembangkan surfactant Metil Ester Sulfonat untuk meningkatkan produktivitas minyak si dumur tua dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal di atas maka saat ini minyak goreng tidak seharusnya mengalami kelangkaan.
Luas lahan sawit semakin menigkat dan produksi CPO juga tinggi tiap tahunnya.
Lalu, pertanyaannya adalah apa yang membuat minyak goreng mengalami kelangkaan?
Selain dibuat turunannya sebagai minyak goreng, CPO juga memiliki beberapa produk turunan lain yakni biodiesel dan bahan baku kosmetik.
Namun, yang paling banyak digunakan adalah minyak goreng dan biodiesel, selebihnya kosmetik dan produk turunan lainnya.
Minyak goreng sendiri sebagai bahan baku konsumsi di masyarakat dan biodiesel sebagai bahan baku energi dalam negeri.
Minyak goreng yang langka salah satu penyebabnya adalah stok CPO untuk minyak goreng sebagian dialihkan ke biodiesel untuk mencukupi kebutuhan energi dalam negeri.
Harga CPO yang lebih tinggi ditawarkan oleh pihak penyedia biodiesel membuat pengusahan CPO lebih memilih menjual ke perusahaan energi.