TRIBUN-TIMUR.COM- Legislator Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi berkunjung spesifik ke pembangunan Rel Ganda dan Stasiun Rancaekek, di Bandung Barat, beberapa waktu.
Anggota DPR RI asal Dapil Sulsel III Muhammad Fauzi menganggap pembangunan kereta api Sulawesi Selatan bisa mengikuti pembangunan di Bandung Barat.
Menurutnya, progres pembangunan Stasiun Rancaekek harus menjadi contoh pembangunan stasiun dan rel perkeretaapian di Sulawesi Selatan.
“Ketepatan waktu kerja dan kualitas pembangunan menjadi hal utama agar perencanaan dalam pengoperasian kereta api bisa terukur dan lebih optimal,” katanya di hadapan Anggota Komisi V dan pihak Kemenhub.
Muhammad Fauzi berharap janji untuk operasional kereta api Sulawesi Selatan tahun ini tidak lagi mulur.
Baca juga: Presidium KAHMI Sulsel Sepakat Koordinator Presidium Bergilir, Fauzi: Pelantikan Maret 2022
Adapun proyek kereta tersebut dikerjakan oleh PT Celebes Railway Indonesia (CRI) dengan PT Indonesia Infrastructure Finance (PII), PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Pendanaan proyek kereta tersebut tidak bersumber dari APBN.
Pembangunan jalur kereta api tersebut dimulai sejak 2015, dan masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.
Proyek tersebut rencananya meliputi jalur kereta sepanjang 145 kilometer dan 23 stasiun.
Direncanakan, fase I dari Rencana Induk Perkeretaapian Nasional di Pulau Sulawesi tersebut akan melayani area Sulawesi Selatan meliputi lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, Kota Makassar, dan Kota Parepare.
Nantinya, jalur kereta api Makassar–Parepare tersebut akan berperan sebagai sarana transportasi untuk mendukung permintaan angkutan penumpang dan perpindahan barang, serta membangun konektivitas nasional.
Ia menyampaikan, hadirnya kereta api dinilai akan memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat.
Baca juga: Namanya Masuk Bursa Calon Presidium KAHMI Sulsel, Muh Fauzi: Baru Tahu!
“Masyarakat bisa lebih efisien dalam waktu tempuh dan distribusi logistik sudah bisa tepat waktu, gunanya agar ekonomi masyarakat juga bisa ikut meningkat,” katanya.
Suami Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani ini mengatakan, prospek perkeretaapian di Indonesia sangat potensial.
Sektor ini juga mampu menambah pendapatan negara di bidang transportasi,
“Bayangkan ada berapa orang setiap harinya yg menggunakan layanan transportasi kereta api,” tandasnya.
Khusus di Stasiun Rancaekek, Kabupaten Bandung Barat, Fauzi mengingatkan soal jalan dan fasilitas publik di sekitar stasiun juga harus dibenahi dan dilengkapi.
Selain itu, pelibatan tenaga kerja lokal di sekitar stasiun akan membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi masyarakat.
“Kami juga ingatkan soal asuransi para pekerja yang wajib ada, sebagai upaya preventif untuk seluruh pekerja,” katanya.
Pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi ini dibangun mulai 2015.
Baca juga: Muh Fauzi Harap Segera Selesaikan Proyek Kereta Api Sulsel
Pembangunan ini dimulai dari tahap I, yaitu kalur kereta api dari Makassar hingga Parepare.
Panjang jalur kereta api Trans Sulawesi ini ditargetkan mencapai panjang 2000 kilometer dari Makassar ke Manado.
Jalur kereta api ini menggunakan lebar sepur 1.435 mm (lebar sepur standar internasional) dan operasionalnya akan dilakukan oleh PT Celebes Railway Indonesia (CRI), sebuah perusahaan patungan yang dibentuk oleh kontraktor pembangunan jalur ini, PT PP.
Daftar Stasiun di Jalur KA Trans Sulawesi
- Stasiun Tallo (Makassar)
- Stasiun Parangloe
- Stasiun Mandai
- Stasiun Maros
- Stasiun Pute
- Stasiun Lempangan
- Stasiun Pangkajene
- Stasiun Bungoro
- Stasiun Labakkang
- Stasiun Ma'rang
- Stasiun Segeri
- Stasiun Mandale
- Stasiun Tanate Rilau
- Stasiun Barru
- Stasiun Garongkong
- Stasiun Pelabuhan Garongkong
- Stasiun Takalasi
- Stasiun Soppengriaja
- Stasiun Palanro
- Stasiun Malusetasi
- Stasiun Kupa
- Stasiun Lumpue
- Stasiun Soreang.(*)
Baca juga: Kereta Api Sulsel Belum Rampung, Muh Fauzi: Kami Malu Kalau Tidak Selesai