RIBUNPAREPARE.COM, PAREPARE - Hazzima Fia Dania (4), anak ke lima dari pasangan Abdul Syakur (43) dan Usdah Hakim menderita penyakit bladder exrophy atau ekstrofi kandung kemih.
Penyakit tersebut tergolong langka, pasalnya, kandung kemih dan organ sekitar bocah malang ini berada di luar dinding perut.
Asimah, sapaan akrabnya, bertarung melawan penyakit itu sejak lahir.
Asimah bersama orang tuanya tinggal di Jalan lingkar Sari minyak, kompleks LDII, Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Asimah, bercita-cita menjadi dokter.
"Mau jadi dokter, kayak dokter Ummi," katanya singkat kepada TribunParepare.com, Selasa (1/2/2022) siang.
Ibu Asimah, Usdah Hakim, tak kuasa menahan tangis saat ditanyai soal anaknya.
Dirinya harus menerima nasib, anak kelimanya lahir dengan penyakit langka.
"Mama, kenapa Jia (Asimah) minum obat terus, nda sembuh-sembuh", katanya dengan menitikkan air mata.
Saat seperti itu, Usdah hanya bisa memeluk anaknya. Dengan harapan Asimah bisa kembali normal.
Tak jarang, Asimah menegur ibunya saat menangis.
"Jangan ki menangis mama, sabar ki," Husda mengenang momen haru itu.
Penyakit langka ini membuat Asimah hanya bisa bermain di dalam rumah.
"Saya larang juga main di luar, jadi di dalam rumah ji main," ujarnya.
Satu waktu, Asimah bermain lalu penyakitnya kambuh.
"Mama sakit, iye nak duduk maki," ujar Usdah mencontohkan percapakapannya.
Usdah terus menjaga asa demi kehidupan anaknya.
Butuh Bantuan
Menurut dokter, kata Usda, Asimah harus menjalani 8 kali operasi agar bisa hidup normal.
Saat ini, Asimah telah menjalani operasi sebanyak dua kali.
Asimah ditangani dokter spesialis dari Jakarta yang sampai saat ini masih menunggu konfirmasi.
Selain itu, ekonomi keluarga Usda dan Abdul, sangat perlu uluran tangan.
Pendapatannya pas untuk kehidupan hari-hari.
Usdah sejak dua minggu terakhir berjualan minuman dan gorengan di sebuah lahan kosong. Penghasilannya paling banyak Rp 30 ribu
Sedangkan, ayah Asimah, Abdul yang berprofesi sebagai tukang ojek berpenghasilan Rp 40 ribu per harinya.
Pengobatan Asimah masuk dalam BPJS namun beberapa obat tidak di tanggung dan harus di beli secara mandiri.
Usdah hanya ingin anaknya normal seperti anak seumurannya.
"Harapanku, Asimah bisa kembali normal seperti anak-anak yang lain," katanya sembari melempar senyum.
Hari ini, kelompok masyarakat peduli Asimah, membawakan sejumlah uang tunai dan perlengkapan.
Diharapkan dapat membantu keperluan Asimah dan terutama kesembuhannya.
Laporan Kontributor TribunParepare.com/M Yaumil