Saad Said menjelaskan nama Darul Huffadh sendiri memiliki arti tempat orang-orang menghafalkan Alquran.
"Jadi siapapun yang ingin menghafalkan Alquran silakan datang. Apakah dia hafal atau tidak, pesantren ini hanya menyiapkan tempat bagi orang yang mencintai dan menghafalkan Alquran untuk bisa ke sini. Makanya dinamakan Darul Huffadh," jelasnya.
Untuk bangunan pesantren mulai dibangun pada 7 Agustus 1995. Dilakukan peletakan batu pertama pendirian pondok putra. Hingga sekarang telah berdiri sejumlah bangunan di atas tanah empat hektar. Terdapat masjid, asrama santri, lapangan olahraga, ruang kelas serta laboratorium.
Sementara pondok putri Darul Huffadh diresmikan dua tahun setelahnya, tepatnya 7 Agustus 1997. Saat ini luas pondok putri telah mencapai dua hektar.
Santri dan santriwati yang menempuh pendidikan di Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju berjumlah 2 ribuan termasuk dengan staf pengajar.
Santri dan santriwati berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Mulai dari Aceh, Atambua hingga Puncak Jaya. Bahkan, ada santri dari Malaysia.
Untuk kurikulum pembelajaran di pesantren ini, masih tetap mempertahankan pelajaran pondok yang lebih dominan dalam keseharian. Seperti Nahwu, Sharaf, Balaghah, Durushul Lughah, Tafsir Quran dan lainnya.
Meski terdapat pelajaran yang dikolaborasikan dengan pelajaran umum semisal Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika dan lainnya. Namun, identik kepesantrenan tetap melekat dalam setiap pembelajaran.
Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju juga menggunakan dua bahasa dalam keseharian yakni, bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Peralihan bahasa ditentukan oleh perdua minggu penggunaan bahasa Arab dan dua minggu selanjutnya dalam bahasa Inggris.(*)