Vaksin Anak

Pelajar di Parepare Terbaring Lemah Usai Divaksin, Begini Penjelasan Dokter RSUD Andi Makkasau

Penulis: M Yaumil
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter spesialis saraf, Muhammad Yusuf di Ruang IGD RSUD. Andi Makkasau, Rabu (19/1/2022) siang.  

TRIBUNPAREPARE.COM, PAREPARE - Seorang pelajar SMPN 2 Parepare terbaring lemah usai di vaksin dosis dua pada bulan Desember 2021 lalu.

Pihak call center menjemput Pelajar SMPN 2 Parepare, Muhammad Sahar (15) di kediamannya, Jalan Lorong Menara, Kelurahan Watang Soreang, Rabu (19/1/2022) siang.

Sahar di bawah ke rumah sakit tipe B RSUD. Andi Makkasau untuk pemeriksaan.

Dokter spesialis saraf, Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa keluhan pasien (Sahar) lemah di kedua kakinya.

"Ini anak datang dengan keluhan lemah di kedua kakinya," katanya di Ruang IGD RSUD. Andi Makkasau.

Selain itu, Sahar juga terdeteksi ada nyeri punggung bawah, ujarnya.

"Riwayat vaksin pada bulan Desember itu tidak berefek pada penyakit anak ini," tambahnya.

"Kemungkinan karena ada kelemahan kedua tungkai yang standarnya itu lima tapi sekarang ini hanya empat," lanjut dokter spesialis itu.

Setelah di periksa, ada gangguan rangsangan dari syaraf tulang punggung nomor empat.

Lanjut dokter Yusuf, sehingga tungkainya tidak bergerak maksimal.

Dirinya mengklaim, bahwa hal ini bukan efek langsung dari vaksin dosis dua.

Dokter Yusuf, menerangkan nyeri punggung bawah bisa di akibatkan beberapa hal.

"Posisi yang salah, benturan, trauma, olahraga yang salah, jelasnya.

Apabila reaksi vaksin, kata Dokter Yusuf, kemungkinan bisa timbul suatu kelemahan yang progresif, seperti penyakit Sindrom Guillain Barre.

"Sindrom Guillain-Barre dapat terjadi setelah 2 sampai 3 minggu setelah di suntik baik vaksin atau bukan," ujarnya.

Untuk Sahar sendiri, keluhannya hanya pada tungkai bawah dan tungkai atasnya normal.

Pihak rumah sakit, selanjutnya akan mengambil langkah-langkah pemeriksaan lebih lanjut.

"Kita akan melakukan pemeriksaan foto ronsen," ujar dokter spesialis itu

Dia menambahkan, apabila belum jelas akan dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

MRI merupakan salah satu dari pemeriksaan radiologi yang menggunakan medan magnet dan radio. 

Laporan kontributor TribunParepare.com/M.Yaumil

Berita Terkini