TRIBUN-TIMUR.COM - Waspadalah, ini peringatan dini!
Sejumlah hacker atau peretas dari China telah menargetkan organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh Asia Tenggara sebagai sasaran peretasan.
Siapa saja organisasi pemerintah dan sektor swasta dimaksud?
Mereka menargetkan kantor Perdana Menteri Thailand dan Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, TNI Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Filipina, majelis nasional Vietnam dan kantor pusat Partai Komunisnya, serta Kementerian Pertahanan Malaysia.
Berarti ini jadi peringatan dini buat TNI.
Dikutip dari Asia Nikkei, hal itu diungkap pada Rabu (8/12/2021) oleh perusahaan keamanan siber swasta yang berbasis di AS, Insikt Group.
Baca juga: Cerita Pilot TNI Angkatan Laut Asal Pinrang, Berdoa Pakai Bahasa Bugis Tiap Ingin Terbangkan Pesawat
Baca juga: Nasib 3 Prajurit TNI usai Tabrak Dua Sejoli dan Buang Jasadnya ke Sungai, Perintah Jenderal Andika
Menurut Insikt Group, organisasi militer dan pemerintah tingkat tinggi di Asia Tenggara telah disusupi selama sembilan bulan terakhir oleh peretas yang menggunakan keluarga malware khusus seperti FunnyDream dan Chinoxy.
Aksi ini diyakini disponsori oleh negara China.
Penargetan itu juga sejalan dengan tujuan politik dan ekonomi pemerintah China.
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.
Dulu, otoritas China secara konsisten membantah segala bentuk peretasan yang disponsori negara.
Sebaliknya, mereka mengatakan China sendiri adalah target utama serangan siber.
Dari intrusi dunia maya yang dilacaknya, Insikt Group mengatakan Malaysia, Indonesia, dan Vietnam adalah tiga negara sasaran teratas.
Setelah itu ada Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura dan Kamboja.
Semua negara diberitahu pada bulan Oktober tentang temuan tersebut.
“Sepanjang tahun 2021, Insikt Group melacak kampanye spionase siber yang terus-menerus menargetkan kantor perdana menteri, entitas militer, dan departemen pemerintah saingan penuntut Laut China Selatan Vietnam, Malaysia, dan Filipina,” kata perusahaan itu.
"Korban tambahan selama periode yang sama termasuk organisasi di Indonesia dan Thailand."
Secara keseluruhan, Insikt Group mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 400 server unik di Asia Tenggara yang berkomunikasi dengan malware, tetapi tidak jelas informasi apa yang telah diretas.
Beberapa informasi tentang Indonesia diungkapkan dalam laporan sebelumnya dari Grup Insikt pada bulan September.
Pihak berwenang Indonesia saat itu mengatakan tidak menemukan bukti bahwa komputer mereka telah disusupi.
Grup Insikt mengatakan aktivitas sebelumnya yang diarahkan ke Indonesia dari server malware yang dioperasikan oleh grup "Mustang Panda" secara bertahap berhenti pada pertengahan Agustus, menyusul pemberitahuan kedua yang diberikan perusahaan kepada otoritas negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengaku belum mendapatkan informasi apapun terkait temuan baru Insikt Group yang juga menjadi sasaran Kementerian Luar Negeri.