TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hujan mengguyur dengan intensitas tinggi, ditambah durasi lama menyebabkan sejumlah sungai di Sulawesi Selatan (Sulsel) meluap.
Tak ayal, sejumlah daerah dilaporkan terdampak banjir sejak Senin (6/12/2021) hingga Selasa (7/12/2021).
Tak terkecuali di Kota Makassar.
Baca juga: 3.600 Warga Makassar Mengungsi Akibat Banjir
Baca juga: VIDEO: Warga Makassar Diminta Waspada Banjir
Baca juga: Foto-foto Makassar Banjir, Lalu Lintas Macet dan Jalanan Seperti Sungai di Tamalanrea - Panakkukang
Informasi dari BPBD Makassar, Dari 15 Kecamatan yang ada di kota Makassar, 6 Kecamatan sudah terdampak banjir.
Keenam Kecamatan tersebut yakni Manggala, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Rappocini dan Kecamatan Tamalate.
di Kecamatan Tamalanrea ada 162 jiwa yang terdampak, dengan 3 titik pengungsian.
Lalu Kecamatan Biringkanaya ada 1.508 jiwa terdampak, dengan 11 titik pengungsian.
Kemudian, Kecamatan Panakkukang ada 163 jiwa terdampak dengan 6 titik pengungsian.
Juga di Kecamatan Manggala ada 1.214 jiwa terdampak, dengan 6 lokasi pengungsian.
Begitu juga di Kecamatan Rappocini, ada 102 jiwa yang terdampak, dengan 6 lokasi pengungsian.
Terakhir di Kecamatan Tamalate ada 57 jiwa yang terdampak, dengan 2 lokasi pengungsian.
Baca juga: Foto-foto dari Udara Banjir Kepung Rumah Warga di Jl Toa Daeng 3 Makassar
Baca juga: BREAKING NEWS: Makassar Banjir, Ratusan Warga Manggala Diungsikan
Banjir yang melanda enam kecamatan di Kota Makassar juga dirasakan Ketua Himpunan Advokat Muda (HAMI) Makassar, Amiruddin.
Menurutnya, permasalahan banjir di Kota Makassar sangat kompleks.
Tidak sekadar karena adanya pendangkalan anak sungai dan terjadi sumbatan saja.
"Pemerintah Kota Makassar perlu membuat saluran air atau drainase baru yang dapat mendukung hilirisasi air dari hulu ke hilir," ujarnya.
Menurutnya, saat curah hujan tinggi di hulu yakni Wilayah DAS Jeneberang dan DAS Tallo, air melalui Makassar, nantinya bermuara di Selat Makassar.
"Nah bila drainase ada tersumbat, lalu sistemnya tidak terintegrasi dengan baik, mengakibatkan penumpukan air di lokasi itu, sehingga terjadilah banjir," katanya.
Ia berharap, Pemkot Makassar dapat memperbaiki dan menyusun ulang sistem drainase perkotaan yang baru.
"Hal ini sangat perlu, karena drainase di Makassar sudah sangat tidak bisa diandalkan ketika hujan turun hujan," katanya.
Tak Ada Air Mengalir di Drainase Alauddin
Kepala BBWS-PJ Adenan Rasyid mengungkapkan hasil pemantauan timnya di lapangan, terkait banjir di Makassar.
Menurutnya, ada masalah di beberapa saluran drainase Kota Makassar.
“Tidak ada air yang mengalir dari drainase Alauddin. Kanal Jongaya masih memiliki kapasitas tampung untuk aliran dari drainase Alauddin dan drainase Landak,” kata Adenan dilansir Kompas.com, Selasa (7/12/2021).
Sementara itu, Andi Sudirman meminta BBWS-PJ, BBPJN Sulsel, Wali Kota Makassar bersama-sama meninjau di lokasi hingga mendatangkan mobile pump untuk memompa air drainase keluar ke kanal dengan posisi pintu drainase ditutup.
“Upaya tahun ini oleh Balai Jalan Nasional membuat saluran besar di sisi kiri kanan Jalan AP Pettarani untuk mengatasi genangan air, termasuk depan kantor Gubernuran. Maka masih terpantau terjadi genangan pada ruas Pettarani dan depan kantor meski relatif berkurang dari tahun lalu,” jelasnya.
Plt Gubernur Minta Maaf
Atas kejadian banjir di beberapa titik di Kota Makassar, Andi Sudirman pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak banjir.
“Sistem drainase, pompa dan kondisi kanal yang akan menjadi perhatian dan sinergi kami bersama dalam upaya memastikan masalah genangan kota bisa diselesaikan. Bukan hal mudah, tapi dengan semangat mencari solusi bersama dapat kita perlahan atasi,” tuturnya.
(Tribun-TImur.com)