TRIBUN-TIMUR.COM - Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Bumi dan Matahari.
Sehingga menutupi sebagian atau seluruh cahaya Matahari menuju lokasi tertentu di permukaan Bumi.
Lebih spesifik, dilansir Wikipedia, Gerhana Matahari total hanya terjadi ketika diameter sudut Bulan sama atau lebih besar daripada diameter sudut Matahari, sehingga menghalangi semua sinar Matahari.
Totalitas gerhana hanya dapat diamati dari lokasi sempit di permukaan bumi, sementara gerhana Matahari parsial dapat terlihat dari wilayah yang lebih besar.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Gerhana Matahari Total, Sebagian, dan Cincin, Dari Cahaya hingga Waktu Terjadinya
Beruntung fenomena Gerhana Matahari Total akan terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021, hari ini.
Gerhana matahari terjadi ketika bulan baru lewat di depan wajah matahari, dari sudut pandang Bumi.
Sayangnya, Indonesia tidak dapat melihat fenomena langit ini.
Lantas, wilayah mana yang dapat menyaksikannya?
Mengutip LAPAN, Gerhana Matahari Total akan terlihat sejak pukul 07.03-08.04 di wilayah Antartika yang terkena umbra bulan, dengan total durasi antara 90-116 detik.
Lebar umbra bulan di permukaan bumi bervariasi, antara 421-450 km.
Sedangkan wilayah yang terkena penumbra bulan seperti Republik Afrika Selatan, Namibia, Australia bagian selatan (Victoria, sebagian New South Wales, Teritori Ibukota Australia dan Tasmania) akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian dengan lebar gerhana kurang dari 10 persen diameter Matahari.
Sementara itu, Kepulauan Malvinas dan Tierra del Fuego akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian dengan lebar gerhana antara 93-97 persen diameter matahari.
Gerhana Matahari Total kali ini merupakan gerhana ke-13 dari 70 gerhana dalam Seri Saros ke-152.
Gerhana Matahari Total di Antartika dalam Seri Saros 152 sebelumnya pernah terjadi pada 23 November 2003.
Akan terjadi kembali pada 15 Desember 2039 dan 26 Desember 2057.