PAN Gigit Jari?
Rencana reshuffle kabinet sebelumnya menjadi sorotan publik setelah Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan koalisi pemerintah.
PAN disebut-sebut akan mendapat kursi dalam kabinet Jokowi. Meski demikian, reshuffle kabinet belum kunjung digelar tiga bulan setelah PAN bergabung. Sejumlah pihak menduga reshuffle akan digelar pada 8 Desember karena bertepatan dengan Rabu PON.
Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengakui pihaknya ikut mendapat kabar terkait rencana reshuffle pada 8 Desember itu.
"Saya dengar juga isunya begitu, katanya sih. Tapi kan itu hak prerogatif Pak Jokowi. Kalau PAN itu manut saja lah, kapan mau reshuffle," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/11).
Karena itu pula Ketua Komisi VIII DPR RI itu mengatakan bahwa PAN sudah menyiapkan sejumlah kader jika diajak pemerintah masuk kabinet.
Dia menyebut nama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN Soetrisno Bachir.
"Tentu kalau ada reshuffle, kalau Pak Jokowi minta kader PAN, tentu kita usulkan nama yang diminta oleh Pak Jokowi," ucapnya.
Gerindra Percaya Jokowi
Di sisi lain Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Gerindra menaruh kepercayaan penuh kepada Presiden Jokowi soal perombakan kabinet.
Dia menegaskan, reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
"Gerindra percaya sepenuhnya ke Presiden Jokowi untuk melakukan tindakan apa saja sebagai pemegang dan kepala pemerintahan. Apakah mau melakukan reshuffle, kementerian apa saja, penggantinya siapa, kami serahkan ke Presiden karena itu hak prerogatif Presiden," kata Muzani di Kantor DPP Gerindra, Rabu (1/12).
Ditambahkan Muzani, Gerindra tidak akan mempengaruhi keputusan Presiden Jokowi dalam urusan perombakan kabinet. Wakil Ketua MPR RI itu kembali menegaskan, Gerindra menaruh kepercayaan kepada Jokowi soal reshuffle.
"Kami tak berusaha mempengaruhi sama sekali. Pokoknya kami percaya sepenuhnya kepada presiden untuk hal itu," ujarnya.
(Tribunnews.com/Tribun-Timur.com)