Politeknik Bosowa

Dua Mahasiswa Politeknik Bosowa Ciptakan Alat Pengemas Tepung Otomatis

Penulis: Rudi Salam
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua mahasiswa Politeknik Bosowa ciptakan alat pengemas tepung otomatis. Keduanya adalah Hermawan dan Mawar, mahasiswa Prodi Mekatronika.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penimbangan dan pengemasan merupakan salah satu cara melindungi atau mengawetkan produk pangan.

Misalnya saja tepung yang secara manual memiliki tingkat ketidakstabilan berat kemasan dan waktu efisien dalam mengemas.

Untuk mengatasi waktu ketidaktepatan tersebut, diperlukan pengawasan.

Juga serta system yang mampu melakukan perhitungan dan pengukuran yang tepat pada berat tepung yang dikemas.

Berangkat dari situ, Hermawan dan Mawar mengkaji alat Perancangan Mesin Pengemasan Otomatis Berbasis PID dengan system monitoring online.

Keduanya merupakan mahasiswa program studi Mekatronika Politeknik Bosowa (Polibos).

Hermawan dan Mawar dalam sidang tugas akhirnya memaparkan bahwa penilitian ini berfokus pada Bagging Machine (mesin pengemas).

Dengan system monitoring online yang memanfaatkan ESP8266.

“Jadi kita memanfaatkan ESP8266 sebagai konektivitas jaringan dengan mikrokontroler dapat dimanfaatkan untuk mengontrol pengemasan tepung secara otomatis mengoptimalkan presisi berat dan mengefisiensikan waktu,” papar Hermawan, via rilis Humas Polibos ke tribun-timur.com, Kamis (30/9/2021).

Mawar menjelaskan bahwa proses pengemasan ini dipantau melalui aplikasi bylink menggunakan NodMCU esp826.

Setelah nilai setpoint berupa berat yang diinginkan untuk dikemas diberikan, mikrokontroler akan mengirim sinyal output ke driver motor dc.

Tujuannya untuk memutar mixer agar tepung didalam silo tidak memadat dan terpusat pada bagian silo saja.

“Setelah plastik kemas dimasukkan dan menekan tombol start, maka gripper akan bergerak untuk menjepit plastik kemas dan screw conveyor akan berputar mengeluarkan tepung yang ada didalam silo agar turun dan mengisi plastik kemas,” jelasnya.

Mawar mengaku gugup saat ujian, namun dapat ia atasi seiring berjalannya sidang ini. 

“Awalnya gugup, tapi dapat diatasi, selain itu tak banyak pertanyaan yang penguji utarakan, namun pertanyaan itu guna mengetahui sejauh mana saya menguasai materi,” kata Mawar.

Sementara itu, rekannya, Hermawan berharap wisuda tahun ini menjadi keberhasilan di masa yang akan datang .

“Semoga di wisuda tahun ini menjadi selangkah menuju keberhasilan dan akan saya persembahkan sebagai kado perjuangan diri sendiri dan orang tua,” harapnya. (*)

Berita Terkini