TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi covid-19 membuat seluruh sektor mengalami turbelensi, tak terkecuali dunia kampus.
Kampus dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi agar sektor pendidikan tetap bisa berjalan.
Rektor Institut Teknologi Bisnis (ITB) Nobel Indonesia Makassar, Mashur Razak mengatakan kunci transformasi perguruan tinggi di era pandemi dan 4.0 ialah menerapkan dan memanfaatkan teknologi informasi.
Menurutnya, PT tidak bisa eksis tanpa beradaptasi dengan perubahan teknologi, khususnya teknologi informasi.
Menurut Mashur, dalam institusi pendidikan, penerapan teknologi informasi bisa diterapkan dalam dua bentuk.
Pertama penerapan IT dalam proses pembelajaran, kedua penerapan IT dalam pelayanan kepada semua stakeholder.
"Khusus penerapan IT dalam proses pembelajaran sudah dilakukan Nobel jauh sebelum pandemi," ucapnya dalam agenda bincang kampus seri #43, Transformasi Kampus di Era Revolusi Industri 4.0.
Kegiatan ini dilakukan secara virtual dan disiarkan langsung lewat YouTube Tribun Timur dan facebook Tribun Timur Berita Online Makassar pukul 16.00 Wita, Jumat (20/8/2021).
Konsep e-learning di Nobel kata Mashur sudah dikembangkan sejak tahun 2011 lalu.
Sejak tahun itu, Nobel secara konsisten menerapkan e-learning, meski dikombinasi dengan kegiatan luring.
"Setelah masuk pandemi memberi gambaran ke kita betapa pentingnya IT," ungkapnya.
Mashur yakin, PT yang baru membangun infrastruktur IT saat pandemi akan merasa kesulitan.
Kedepan, tantangan yang harus dihadapi yakni bagaimana mengembangkan variasi konten dalam pembelajaran.
"Ini menjadi tantangan bagi dosen, membangun konten kreatif agar mahasiswa tertarik mengikuti proses pembelajaran," tegasnya.
Tantangan lainnya, bagaimana mengembangkan sistem IT kepada mahasiswa.
Sejauh ini, ITB Nobel telah mengintegrasikan sistem yang bisa diakses oleh mahasiswa dan orangtua melalui smartphone.
Orangtua bisa mengakses informasi akademik putra-putrinya yang kuliah di Nobel.
Mulai dari kehadiran, nilai, hingga perkembangan pembayaran anaknya.
"Sehingga orangtua merasa terbuka akses untuk memantau perkembangan akademik anaknya," ungkapnya. (*)