Namun, kedua orang tuanya selalu memikirkan pendidikan dan masa depan Zaky.
Orang tua Zaky berharap kelak Zaky bisa menjadi seorang yang sukses.
Pada 1997, Achmad Zaky mendapat sebuah komputer dan buku pemrograman komputer dari pamannya.
Achmad Zaky pun tumbuh besar bersama komputer dan buku-buku tersebut.
Ketertarikan dan ketekunan Achmad Zaky pada dunia pemograman bermula dari pemberian zang paman.
Ketika Achmad Zaky akan melanjutkan SMA, Zaky memutuskan pindh ke Solo.
SMAN 1 Solo menjadi pilihan Achmad Zaky.
Di SMAN 1 Solo, Achmad Zaky ditunjuk mengikuti menjadi delegasi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN).
Achmad Zaky berhasil lolos hingga tingkat nasional.
Berkat prestasi OSN-nya, Achmad Zaky berkesempatan melanjutkan kuliah di jurusan Teknik Informatika ITB.
Kehidupan Kuliah
Achmad Zaky sempat merasa minder ketika pertama kali memasuki dunia perkuliahan.
Menurut Zaky, banyak mahasiswa ITB pintar yang aktif berpendapat pada perkuliahan atau kegiatan non akademis.
Tidak seperti Zaky yang masih beraksen jawa kental, teman-temannya berbahasa Indonesia tanpa aksen daerah.
Namun, perasaan minder yang dialami Achmad Zaky tak membuatnya terlena.