TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Video keributan di luar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Jumat (30/7/2021) lalu direspon pihak rumah sakit.
Humas RSUP Wahidin Sudirohusodo Auliah Yamin membenarkan adanya keributan seperti pada video berdurasi tak kurang semenit di sosial media.
Ia pun menjelaskan kronologinya.
"Tanggal 30 Juli 2021 sore, pasien anak atas nama Sulhilmi umur 6 tahun korban tabrakan masuk ke IGD," kata Auliah via pesan WhatsApp, Sabtu (31/7/2021).
"Saat di IGD, dilakukan tindakan operasi oleh dokter di ruang OK Emergency melakukan karena pertimbangan life saving atau tindakan penyelamatan bagi pasien," tambahnya.
Nah persoalan kemudian muncul saat keluarga Sulhilmi diminta untuk mengisi format pernyataan.
"Sebagai prosedur untuk persiapan masuk rawat inap setelah operasi, maka pasien akan Swab PCR dan keluarga diminta bertandatangan pada format pernyataan," katanya.
"Yang dimana berbunyi bahwa, apabila pasien hasil swabnya adalah positif, maka pasien bersedia dirawat dengN tatalaksana covid, dan bila meninggal maka bersedia dimakamkan dengan prosedur covid," tambah Aulia.
Saat itu, lanjut Aulia, pihak keluarga tidak bersedia menandatangani formulir tersebut yang memang merupakan SOP untuk semua RS di Indonesia.
"Artinya tidak ada pernyataan dari RS bahwa pasien ini positif atau tidak karena belum diperiksa, malah menuding mengcovidkan pasien," jelasnya.
Soal video beredar, Aulia akui ada keributan yang terjadi.
"Tapi video yang beredar itu memang saat kondisi rusuh, keluarga pasien masih belum terkendali," katanya
"Pada akhirnya setelah dijelaskan, keluarga dapat memahami dan menandatangani form tersebut. Hanya salah paham," ujar Aulia menambahkan.(*)