TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan dosen Universitas Indonesia yang juga pengamat politik, Rocky Gerung ikut menyoroti terbitnya peraturan pemerintah yang mengizinkan Rektor UI rangkap jabatan jadi Komisaris BUMN.
Rocky Gerung bahkan menyebut adanya kegilaan yang juga melibatkan Presiden dan DPR.
Rocky Juga mengutip pepatah muka rupa cermin dibelah.
“Tapi ini lebih buruk, muka cermin diganti. Ya mukanya tetep buruk. Muka UI, muka Rektor, muka Erick Thohir, muka Menteri Pendidikan. Dia pikir kalo ganti cermin mukanya jadi bagus, tetap jadi makin buruk,” katanya.
“Sama aja dia ganti Undang-Undang tapi keburukan itu tetap terlihat,” tambahnya.
Bahkan Rocky Gerung menyebut ada pihak yang memanfaatkan ketidaktahuan presiden.
“Mereka jahat karena membiarkan ketidakmampuan Presiden, atau bukan karena jahat tapi udah terlalu dungu sehingga gak mampu melihat ketidakmampuan Presiden. Kan mestinya dia lihat dari awal proses pemalsuan hukum ini,”.
Dia menyebut Rektor UI Ari Kuncuro mengabaikan slogan Universitas Indonesia yakni veritas, Probitas, Iustitia.
Masing-masing kata tersebut berarti Kejujuran, Kebenaran, Keadilan.
"Intinya ini hanya demi uang Rp1,2 miliar per bulan. Dia tinggalkan etika akademis,"
"Padahal sebetulnya, rektor itu adalah anjing yang harusnya menggonggongi kekuasaan melalui metodologi kritis."
"Kan fungsi universitas sebagai menara gading supaya dia nggak diganggu oleh ambisi material dan pragmatisme," kata Rocky Gerung.
Video selengkapnya:
Faisal Basri: Apakah mungkin presiden tidak membaca apa yang ia tanda tangani?
Sementara itu, Ekonom senior INDEF, Faisal Basri adalah tokoh yang turut mengkritisi Presiden Jokowi atas langkah tersebut.
Lewat cuitan akun Twitter @FaisalBasri, Rabu (21/7/2021), dirinya menyebut langkah itu akan semakin membuat masyarakat tak percaya kepada presiden.
Faisal kemudian mengungkit kemungkinan Presiden Jokowi tidak membaca sebelum menandatangani berkas perubahan peraturan.
Kendati demikian ia menegaskan apapun alasannya, Presiden Jokowi tetap bertanggung jawab karena sudah menandatangani perubahan peraturan tersebut.
"Kalau begini terus, rakyat makin tidak percaya kepada presiden. Dalam kasus rektor UI, apakah mungkin presiden tidak membaca apa yang ia tanda tangani?
Membaca atau tidak, tanggung jawab tetap di pundak yang menandatangani," tulis @FaisalBasri.
Ungkapan kekesalan juga diluapkan oleh para warganet yang menggunakan komentar-komentar satire untuk mengkritisi soal rangkap jabatan Rektor UI.
Bahkan, Rektor UI sampai trending di media sosial Twitter, Rabu (21/7/2021).
Banyak warganet yang menjadikan Rektor UI sebagai bahan candaan di media sosialnya.
"Rektor UI nabrak pohon, pohonnya yang ditebang," cuit @gloriahermawan.
"Rektor UI kalo kena Covid, Virusnya isoman," tulis @CakBambangelf.
"Rektor UI salah ketik alamat email, Bill Gates minta maaf," komentar @Dody02180922.
"Rektor UI kalai parkir sembarangan, Rambunya yang dipindahin," cuit @Na_nut.
"Rektor UI kalo tarik tunai di ATM saldonya malah nambah," tulis @gegeelnino.
"Rektor UI naik mobil hampir nabrak pagar. Pagarnya geser sendiri," cuit @NephiLaxmus. (*)