TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Kader senior Golkar, Buharnuddin Baharuddin mengingatkan ancaman oligarki menjelang gelaran Musyawarah Daerah X Partai Golkar Kabupaten Takalar.
Mantan bupati Takalar itu menilai musda Golkar Takalar harus melahirkan pengurus dan pemimpin yang bebas dari pengaruh oligarki.
Ia mencontohkan pengalaman Pemilu Takalar 2014 lalu.
Menurutnya Golkar Takalar ketika itu dikendalikan oleh oligarki Ibrahim Rewa yang menyebabkan penurunan kursi Golkar.
"Golkar Takalar dikendalikan oligarki pada pemilu 2014 lalu. Akibatnya kursi Golkar Takalar turun dari 9 kursi menjadi 6 kursi," kata Bur saat dikonfirmasi tribun-timur.com via telepon selularnya, Minggu (11/7/2021).
Golkar Takalar ketika itu dipimpin oleh Wakil Bupati Natsir Ibrahim, putra mantan Bupati Takalar Ibrahim Rewa.
Bur mengatakan, orang-orang Golkar yang dekat dengannya dicoret oleh Ibrahim Rewa cs pencalonannya pada saat itu.
"Dulu yang Ketua Golkar Natsir Ibrahim, tapi yang mengatur Ibrahim Rewa sehingga anggota saya banyak dicoret jadi caleg Golkar. Padahal saya Bupati Takalar waktu itu, sehingga yang dicoret di Golkar saya masukan ke PKPI, akhirnya partai baru dapat tiga kursi, berhasil meraih kursi wakil ketua DPRD Takalar," jelasnya.
Bur mengatakan mengelola partai tidak boleh membawa dendam politik.
Ia mengenang, seandainya Ibrahim Rewa mau kerja sama mungkin paling sedikit Golkar meraih 9 kursi DPRD Takalar pemilu 2014 lalu.
"Tapi sudahlah itu semua masa lalu. Hanya saja saya lihat Golkar Takalar perlu pemimpin pemersatu," ujarnya.
Sekadar informasi, dua nama bersaing memperebutkan kursi ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Takalar.
Zulkarnain Arif, dan Fahruddin Rangga, masing-masing telah mengambil formulir pendafaran bakal calon ketua.
Zulkarnain mengambil formulir pada hari pertama Jumat (9/7/2021).
Sehari berselang, Sabtu (10/7/2021) Rangga ikut mengambil formulir pendaftaran.
Pengembalian formulir hari ini atau 11 Juli 2021.
Zulkarnain Arif adalah politisi senior berlatar belakang pengusaha. Ia pernah menjabat ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel.
Zulkarnain disebut-sebut dekat dengan Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe.
Saat ini Zulkarnain dipercaya Taufan Pawe menjabat pelaksana tugas ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Takalar.
Zulkarnain diuntungkan karena dekat dengan sejumlah pimpinan kecamatan.
Sejak ditunjuk sebagai plt ketua, Zulkarnain memutuskan mengganti sejumlah pimpinan kecamatan era Fahruddin Rangga.
Ia juga berhasil menuntaskan tugas membangun kantor permanen Partai Golkar Takalar dari Taufan Pawe.
Gedung permanen itu dibangun hanya dalam kurun waktu empat bulan.
Sementara Rangga saat ini menjabat anggota DPRD Sulsel Fraksi Partai Golkar.
Rangga adalah adik kandung mantan Bupati Takalar Burhanuddin Baharuddin.
Ia pernah menjabat pelaksana tugas Ketua DPD II Golkar Takalar sejak Desember 2017 hingga Mei 2020.
"Saya sudah tugaskan anggotaku mengambilkan formulir pendaftaran," kata Rangga saat dihubungi Tribun Timur, Sabtu (10/7/2021).
Meski demikian, Rangga rupanya masih ragu mengembalikan formulir pendaftaran. Hal itu dikarenakan Rangga harus memperoleh diskresi Ketua Umum Airlangga Hartarto untuk meloloskan dirinya pencalonan.
"Sekalipun mengambil formulir, tidak akan mengembalikan kalau kebijakan diskresi tidak saya dapatkan," katanya.
Ia tidak memenuhi syarat pencalonan karena tidak tercatat sebagai penduduk Kabupaten Takalar.
Rangga yang terpilih anggota DPRD Sulsel dapil Gowa-Takalar pada pemilu 2019 lalu memutuskan memindahkan data kependudukannya ke Kota Makassar.
Sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Rangga mengaku dipersyaratkan harus berdomisili di Kota Makassar.
Oleh karena itu ia ber-KTP Makassar dan tidak mungkin dibolehkan memiliki dua KTP domisili berbeda.
Ia pun mengaku menunggu restu Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe.
"Saya pada posisi wait and see. Saya sudah mengajukan permohonan rekomendasi diskresi kepada DPD I Kamis kemarin. Kita tunggu restu Pak Ketua DPD I," katanya.(*)
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95