"Lima kali debat capres cawapres, lima kali pula kami berkumpul untuk nonton bersama.
Membuat konten secara spontan untuk merespom setiap pernyataan," tulis seword.com.
Kemudian unggahan tersebut menulis jelas tentang siapa saja yang menjadi anggota tim yang bekerja saat debat tersebut.
Diantaranya ada nama Yusuf Muhammad, Katakita, Abu Janda, Aldi El Kaezzar, Pepih Nugraha, Info Seputar Presiden, Redaksi Indonesia, Eko Kuntadhi, Komik Kita, Komik Pinggiran, Habib Think, Salman Faris, dan Seword.com sendiri.
"Semua datang dari berbagai daerah, memenuhi panggilan Kakak Pembina," lanjutnya.
Yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa tim tersebut hanya kakak pembina dan Presiden yang mengetahuinya.
Mereka bahkan menyebut diri mereka seperti Avengers yang setiap orangnya saling menjaga, menahan diri untuk tidak mengambil gambar.
Namun ternyata Seword.com malah mengambil gambar dan mengabadikan momen tersebut dan menulis unggahan itu.
Soal buzzer istana ini pernah dikomentara staf ahli KSP, Ali Mochtar Ngabalin.
Ngabalin menyebutkan Buzzer bisa dikatakan sebagai Cyber di dunia maya.
"Buzzer itu kan sebetulnya ketika kita berbicara mengenai industry 4.0, maka istilah Buzzer itu dikenal dengan istilah Cyber di dunia maya," kata Ngabalin.
"Saya ingin mengatakan pada pemirsa dan teman-teman semua, pasukan cyber ini bangkit dari satu kesadaran yang mereka miliki," ucap Ngabalin.
Ia menyebut di semua negara pasti terdapat buzzer.
Menurutnya, media sosial saat ini sangat berperan dalam pemerintahan.
"Centang perenangnya negara itu juga tidak lepas dari seberapa dahsyatnya kekuatan media sosial," ujarnya.