UIN Alauddin

Cegah Paham Ekstremisme, Kampus Diminta Tak Boleh Lengah

Penulis: Siti Aminah
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Webinar dan kuliah tamu bertajuk “Tantangan Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik Upaya ASEAN dan Indonesia dalam menanggulangi Ancaman Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme di UIN Alauddin Makassar, Selasa (2262021).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Islam Alauddin Makassar membahas bahaya radikalisme ekstremisme dan terorisme.

Pembahasan tersebut dikemas dalam webinar dan kuliah tamu bertajuk “Tantangan Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik: Upaya ASEAN dan Indonesia dalam menanggulangi Ancaman Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Program Studi Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar dengan Kementerian Koordinator Politik, Hukum.

Berlangsung di Lecture Theater (LT) Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP), Selasa (22/6/2021).

Saat menyampaikan materi, Ketua Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Nur Alya Saenal, menyinggung persoalan kelompok-kelompok rentan yang mudah didoktrin paham ekstremisme.

Mereka ialah kelompok perempuan dan anak-anak.

Selain bisa menjadi pelaku mereka juga bisa menjadi penyebar ideologi radikalisme karena dalam masyarakat mereka kerap tidak dicurigai.

“Berbicara persoalan radikalisme dan ekstremisme tentunya ada beberapa kelompok yang sangat rentang misalnya perempuan," beber Alya Saenal melalui rilis yang diterima Tribun-timur.com, Rabu (23/6/2021) siang.

Dekan Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik Muhsin Mahfudz juga menyampaikan, perguruan tinggi khususnya di fakultas Ushuluddin tidak boleh lengah, harus menghindari paham-paham Ekstrimisme di lingkup kampus.

Muhsin mengatakan, banyak jalur non akademik yang bisa disusupi oleh kelompok-kelompok radikal.

“Kita tidak boleh lengah di saat sekarang ini dimana maraknya penyebaran paham Radikalisme dan Ekstrimisme. Sekarang momentumnya sudah cukup tepat dalam melawan isu-isu radikalisme mulai dari tataran pemerintah, pendidikan, maupun masyarakat bisa mendakwahkan terkait dengan Islam wasathiyah atau Islam yang moderat," jelasnya.

Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis manyampaikan, webinar dan kuliah tamu ini patut diapresiasi karena membahas terkait fenomena dan masalah sosial yang terjadi hari ini.

Yakni terkait radikalisme dan paham ekstremisme.

"Saya sangat mengapresiasi prodi HI karena telah menggelar diskusi terkait tantangan ASEAN dan Indonesia khususnya dalam menghadapi paham Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme, apalagi dengan mengundang pemateri yang sekiranya sangat concern berbicara persoalan masalah ini”, ucap Hamdan Juhannis. (*)

Berita Terkini