Asam amino diuntang secara berulang-ulang menghasilkan untai panjang mirip seperti DNA.
Begitupula dengan alanine dan glisin yang membentuk beta kristal dan amorf.
Hal tersebut membuat alanine berperan penting dalam kekuatan sutra laba-laba, sedangkan glisin berperan dalam elastisitasnya.
Fakta unik lain dari jaring laba-laba adalah laba-laba menggunakan jenis sutra yang berbeda untuk membuat satu jaringnya.
Dilansir dari inChemistry, ketika memulai konstruksi, laba-laba menggunakan sutra ampulla utama sebagai tali tarik dirinya sendiri dan sutra ampul kecil sebagai perancah sementara.
Sutra ampulla utama kemudian membuat kerangka jaring laba-laba yang kemudian diisi dengan sutra flagelliform membentuk jaring-jaring heksagonal.
Sutra flagelliform lebih lengket dan lebih elastis sehingga cocok untuk memerangkap mangsa yang lewat.
Benang-benang tersebut disatukan dengan sutra piriformis yang menguatkan strukturnya.
Jika ada mangsa yang terperangkap, laba-laba akan membungkusnya dengan sutra aciniform.
Adapun laba-laba sering membentuk pelindung kantung telur dari sutra tubiliform.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Jaring Laba-Laba Sangat Kuat?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/19/114617069/benarkah-jaring-laba-laba-sangat-kuat?page=all.