TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Terjadi kenaikan Effective Reproduction Number (Rt) Covid-19 di Kota Makassar sejak sepekan terakhir.
Kenaikan ini terjadi mulai 10 Juni 2021. Per 4 Juni Rt Makassar masih mencapai 0,80 kemudian naik menjadi 1,1 di tanggal 7, hingga data terakhir kasus telah mencapai 1,45.
Epidemiologi Unhas Prof Ridwan Amiruddin menilai, kenaikan Rt Kota Makassar yang terus meningkat tersebut sangatlah buruk.
Hal ini semestinya menjadi peringatan dini bagi Pemkot untuk lebih memperketat Kota Makassar.
Pasalnya standar saat ini dinilai masih lemah.
"Secara umum, peningkatan kasus yang ada sekarang adalah alarm keras buat Pemkot untuk segera meningkatkan daya tempurnya," ujarnya, Minggu (13/6/2021).
"Bukan hanya wacana Makasar recovery, tapi segera kawal Makassar untuk memenuhi indikator standar yang direkomendasikan," lanjutnya.
Indikator yang dimaksud adalah angka testing, tracing, dan disiplin masyarakat yang saat ini masih lemah.
"Standar sekarang sangat buruk, Rt Makassar 1,45 itu sangat buruk," jelasnya.
Dia juga meminta pemerintah serius menangani dugaan varian baru yang mulai menghantui sejumlah daerah, sebelum kasus terlanjur menyebar.
Semisal kasus salah satu apartemen di Jl Sudirman yang dalam sepekan mencapai 100 kasus.
Hal ini menurutnya berbahaya jika kasus yang menyebar adalah varian baru.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengaku pihaknya telah melakukan upaya penjejakan melalui Covid Hunter.
Sehingga kasus yang saat ini terjadi menurutnya sudah dalam penanganan.
"Jadi bayangkan kalau tidak ada Covid Hunter ta, saya kan suruh hunt termasuk tempat makannya apa semua, kejar itu semua," katanya.
Danny juga mengaku telah mengatensi lolosnya sejumlah pekerja luar daerah yang masuk ke Makassar.
"Saya sudah komplain, saya punya kursus itu kan dengan Mendagri, saya komplain itu, bagaimana orang bisa lolos 237 orang, setengahnya positif lewat bandara," terangnya.
Sementara Master Covid Kecamatan Ujung Pandang Andi Pattiware mencatat, ada 100 kasus positif ditemukan pada kasus apartemen dari 243 pekerja.
Pattiware mengatakan data pekerja yang positif tersebar di enam tempat, yaitu RS Pelamonia sebanyak 45 orang, Balai Paru sebanyak 35 orang, RS Siloam 1 orang.
RS Bhayangkara 1 orang, di Kos Batu Putih 1 orang dan 17 di Mes Batu Putih.
Sementara 11 di antaranya dilaporkan telah berstatus negatif, sehingga kasus aktif saat ini sebanyak 89 kasus.
"Sudah 100 pas cuman yang pertama kali itu masuk namanya sudah ada 11 yang negatif," terangnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, AM Ikhsan