TRIBUN-TIMUR.COM- Indonesia sudah memproduksi ratusan jenderal bintang empat.
Tapi tahukah Anda? Hanya ada tiga jenderal besar berpangkat bintang lima dalam militer Indonesia.
Bayangkan saja begitu susahnya menjadi jenderal.
Selama Indonesia berdiri, hanya ada 20 orang yang menjabat sebagai panglima TNI.
Artinya, pangkat panglima ini adalah jenderal, laksamana atau marsekal.
Marsekal Hadi Tjahjanto adalah panglima TNI ke-20.
Tapi, dalam catatan sejarah, tiga jenderal besar adalah tentara masa perjuangan kemerdekaan.
Mereka semua pernah menjabat sebagai panglima ABRI.
Mereka yakni Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dan Jenderal Besar Muhammad Soeharto.
Jenderal besar Soedirman menjabat sebagai panglima mulai 12 November 1945 hingga 29 Januari 1950 atau sekitar 4 tahun 78 hari.
Sudirman adalah perwira tinggi militer Indonesia selama Revolusi Nasional Indonesia.
Sudirman adalah panglima pertama Tentara Nasional Indonesia berpangkat jenderal besar yang terus dihormati di negara Indonesia.
Selama masa perjuangan kemerdekaan, Jenderal Besar Sudirman menerapkan strategi perang gerilya.
Selanjutnya, jenderal besar Abdul Haris Nasution.
Jenderal besar Abdul Haris Nasution diangkat kembali menjadi Kepala Staf pada tahun 1955.
Selama dia bukan Kepala Staf Angkatan Darat, Nasution menulis sebuah buku berjudul Fundamentals of Guerrilla Warfare.
Buku ini didasarkan pada pengalaman Nasution sendiri dalam berperang dan mengorganisir perang gerilya selama Perang Kemerdekaan Indonesia.
Ia juga adalah Konseptor Operasi Penumpasan PKI Madiun 1948.
Pemerintah RI menganggap layak menganugerahi pangkat kehormatan Jenderal Besar TNI kepada Jenderal (Purn) Abdul Haris Nasution.
Penganugerahan pangkat Jenderal Besar TNI dihormati kepada Abdul Haris Nasution dituangkan dalam keputusan presiden Nomor 46 / ABRI / 1997, tanggal 30 September 1997.
Terakhir adalah Jenderal besar Soeharto.
Soeharto pernah menjabat sebagai panglima TNI dari Juni 1968 hingga Maret 1973 atau sekitar 4 tahun 9 bulan.
Soeharto mendapatkian anugerah jenderal besar bintang lima pada 1997.
Menurut Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung, anugerah Jenderal besar itu terkait jasanya memimpin operasi militer.
Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung menyambangi rumah daripada Soeharto di Jalan Cendana untuk menyerahkan tanda pangkat kehormatan itu.
Pangkat kehormatan kepada Presiden diberikan dengan pertimbangan Presiden Soeharto berhasil memimpin tiga operasi militer yaitu Serangan Umum 1 Maret tahun 1949, Trikora dalam Perebutan Irian Barat tahun 1962 dan menumpas pemberontakan G 30 S PKI tahun 1965.(*)