TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) akan membangun 50 hunian tetap untuk korban terdampak gempa di Desa Kebiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene.
Ratusan warga di daerah tersebut kehilangan tempat tinggal setelah diguncang gempa pada 15 Januari 2021 lalu.
Selain itu, mereka bertahan di tenda pengungsian karena perkampungan mereka dianggap sudah tidak layak huni.
Pemerintah Provinsi rencana membangun rumah hunai di atas lahan yang telah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Majene.
Selain di Ulumanda, 100 unit hunian tetap untuk korban terdampak gempa pada 15 Januari lalu, juga akan dibangun di Kecamatan Malunda.
Hal itu disampaikan Gubernur Sulbar, Andi Ali Baal Masdar saat rapat bersama koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Majene .
Rapat digelar di Rumah Jabatan (Rujab)Gubernur Sulbar, pada Rabu (19/5/2021) kemarin.
Rapat dihadiri langsung Bupati Lukman, Pj Sekda Majene Suyuti Marzuki, Kepala BPBD Majene Ilhamsyah, Kadis Perkimtan Majene Lies Herawati.
Menurutnya, estimasi anggaran pembangunan hunian tetap bagi penyintas gempa mencapai Rp 15 juta hingga Rp 17 juta per unit.
Sebelumnya Bupati Majene Lukman mengemukakan pihaknya telah menyiapkan lahan relokasi warga yang terdampak tempat
Lahan relokasi tepatnya di Desa Kabiraan di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene.
Luas lahan yang disiapkan sekitar 2,1 hektar.
"Lahan yang disiapkan Pemerintah daerah sudah siap untuk dibayarkan," kata Bupati Majene Lukman.
Meski lahan sudah siap untuk dibayarkan kepada para pemilik lahan, namun kata Lukman harus menunggu dana sharing pembelian dengan Pemprov Sulbar.
Lukman mengaku lahan tersebut dibeli dari masyarakat seharga Rp. 50.000 per meter.
Atau harga yang menjadi rekomendasi dari Tim Penaksir Independen yang turun kelapangan.
Peletakan batu pertama rencana dilaksanakan pada bulan Juni sebelum masa jabatannya sebagai Bupati berakhir. (*)