Lalu turunlah ayat, uhilla lakum lailata shiyami rafasu ila nisaaikum
"kuhalalkan bagimu mendekati istrimu di malam puasa asal kamu bertaubat, dan Allah memaafkanmu."
Di ayat ini, maaf adalah lema ke-28 dari total 68 kata pada ayat 187 surah Albaqarah.
Wasan (bentuk kata) Afaa hanya sekali digunakan dari 6.236 ayat di Alquran, ya di ayat kemuliaan Ramadan itu.
Afaa adalah bentuk ke-5 dari 22 turunan kata afwa (عفو) dalam Alquran.
Frasa afwa 35 kali dipakai.
Delapan kali dalam bentuk isim masdar (nomina), kesemuanya merujuk sifat Allah; seperti pemakaiannya di akhir 3 ayat (43, 49 dan 149) surah Annisa ; عفوا غفور dan عفوا قديرً (Maha Pemaaf lagi pengampun dan maha berkuasa).
Lebih 27 kali dalam bentuk fiil (verba).
Itupun sebagian besar atau 75% digunakan sebagai "kata kerja" kemurahan Allah kepada Hambanya.
Sisanya di ayat-ayat perang, dan penegakan hukum qisas, untuk dipakai manusia dalam mengamalkan ajaran Langit.
Afwa atau pemaaf adalah sifat ke-10 dari 99 Asmaul Husna.
*
Abu Hayyan (745 H) di kitab tafsir hikmah-nya, Bahrul Al Muhyt, menafsirkan potongan ayat ini, mensyaratkan tak ada maaf sebelum taubat.
Pemberi dan maaf penerima maaf, lebih dulu harus bertaubat, dan janji tak mengulang dan melupakan.
Kalau taqwa terminal akhir pepuasa, maka maaf adalah (salah satu) kendaraannya.