"Kami tinggal menunggu arahan dari DPP untuk berproses, tapi yang utama adalah PKS fokus mengikuti proses hukum Pak Nurdin Abdullah yang sedang berjalan," ujarnya.
Sementara Ketua PAN Sulsel Ashabul Kahfi mengaku ingin fokus menjalankan tugas sebagai wakil rakyat di Senayan.
Kahfi mengaku lebih fokus mengurusi pendemi Covid-19 yang melanda negeri dibandingkan membahas pengisian nama calon Wakil Gubernur Sulsel.
"Posisi wakil gubernur masih lama dek, saya masih fokus di Senayan," kata Kahfi.
Sementara Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Priyanto menilai nama Ashabul Kahfi, Usman Lonta, Irfan AB maupun Andi Yusran Paris dari PAN layak diusul sebagai calon wakil.
Dari PDI Perjuangan Sulsel kata Luhur ada nama Ridwan Andi Wittiri, Rudy Pieter Goni, Andi Ansyari Mangkona dan dari PKS Sulsel ada nama Ketua DPW PKS Sulsel Muh Amri Arsyid dan anggota DPRD Sulsel Sri Rahmi.
Ia menilai ketua-ketua partai punya previlege atau keistimewaan paling pertama untuk mengakses peluang politik tersebut.
"Tapi bisa juga mereka memberi kesempatan kepada kader atau figur lain. Figur yang lahir dari konsensus internal dan bersyarat bisa mengamankan dukungan di DPRD Sulsel," ujarnya.
Meski demikian, Luhur menilai soal siapa kader atau tokoh dari partai apa yang potensial mengisi jabatan Wagub, tergantung konsensus di partai koalisi.
"Fatsoen politiknya adalah pemilihan figur cawagub tetap mempertahankan formasi dan komposisi partai pendukung gubernur dan wagub," ujar Luhur.(*)