Terutama para pedagang kaki lima yang biasa mangkal di Jalan Raya Dukuh Kupang, yang mengaku turut terimbas.
Amalia dan suaminya warga Dukuh Kupang yang biasa berjualan kuliner di Jalan Raya Dukuh Kupang mengaku tak bisa melapak sejak Senin (22/3).
Bahkan, dua hari pertama sejak jalanan ditutup, dagangannya tak laku barang separuh pun.
"Hari Sabtu-Minggu buka, tapi masih banyak sisa. Laku cuma empat-enam porsi saja," katanya kepada Surya (Tribun Network).
Amalia meminta para mahasiswa yang mengikuti kongres itu segera pulang dan tidak membuat gaduh di Surabaya.
"Mereka itu juga ngapain sih. Kok lama sekali di sini. Kami mau cari makan aja jadi susah. Pulang saja, jangan bikin gaduh di Surabaya" tegasnya.
Kepentingan Rakyat
Sementara itu Raihan Ariatama yang akhirnya terpilih menjadi Ketum PB HMI periode 2021-2023 berjanji akan membawa HMI menjadi organisasi pengkaderan sekaligus penyambung kepentingan rakyat.
Pria berusia 28 yang merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu mengaku siap menjadi mitra pemerintah, sekaligus oposisi pemerintah. Namun hal itu tergantung pada sejauh mana keberpihakan pemerintah kepada rakyat.
"Ada yang bilang HMI itu oposisi pada Istana. Bahkan ada pula yang bilang HMI itu dekat dengan Istana. Itu kan sebenarnya tergantung sudut pandang kita," ujarnya.
Menurut Raihan, HMI akan menjadi mitra strategis dan mendukung program-program pemerintah yang sifatnya positif demi perkembangan masyarakat.
"Tapi, ketika kebijakan pemerintah bertentangan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat, HMI harus menjadi oposisi," katanya.(*)