TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Siswa SMKN 2 Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) dididik menjadi entrepeneur atau wirausaha sejak masih dibangku sekolah.
Kepala SMKN 2 Luwu Timur, Muliayama Tanjung membuat kebijakan, siswa kelas 10 dan 11 diwajibkan menanam dan memelihara 100 pohon kakao dilahan mereka sendiri.
Penanaman dan pemeliharaan ini harus sesuai dengan SOP yang ditetapkan sekolah, PT MARS dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) kakao.
"Siswa yang tidak ada lahan, akan difasilitasi oleh sekolah, lewat kerjasama dengan Bumdes dan Dinas Pertanian Luwu Timur," kata Muliayama kepada TribunLutim.com, Rabu (17/3/2021).
Kakao yang ditanam siswa ini bisa berproduksi setelah enam bulan setelah ditanam.
Untuk penanaman, harus mengikuti diversifikasi tanaman yang telah ditentukan sekolah, semua harus organik.
Ia menjelaskan, kenapa pihak sekolah bukan menyediakan lahan, agar siswa sejak dini tahu bernogisiasi, tahu menjalankan bisnis dengan sah sesuai hukum yang berlaku.
"Jadi kita (sekolah) hanya fasilitator," kata Muliayama.
Model penanamannya pun diversifikasi berarti bukan hanya kakao, tapi ada tanaman sayuran bisa dipanen tiap bulan.
"Siswa juga dididik agar tata letak tanaman bisa instagramable agar tercipta lokasi agro wisata baru di Luwu Timur," imbuhnya.
Tahap pertama di tahun 2020, sekolah melakukan penyelerasan kurikulum, dengan kerjasama PT MARS Tarengge dalam penajaman kurikulum tanaman kakao.
Kegiatan ini, pihaknya mendapat pelatihan yang difasilitasi Kementrian Kementrian dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang dilaksanakan oleh Institut Pertanian Bogor, fakultas menajamen dan bisnis.
Lebih jauh, Muliayama menjelaskan produksi kakao dari siswa ini nanti dijual ke sekolah. Sekolah yang akan menyalurkan ke bumdes yang mengelola kakao.
"Jadi syarat kelulusan harus tanam 100 pohon kakao, ini sudah sesuai kesepakatan sekolah bersama orang tua," katanya.
Kepala SMKN 2 Luwu Timur, Muliayama Tanjung mengatakan, pihaknya berusaha menjadikan lulusannya sebagai pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Jadi lulusan tidak hanya fokus kejar kerja dan terciptanya umkm lokal membatu perekonimian keluarga dan daerah. Tujuan jangka panjang, satu lulusan satu entreperenur," ujarnya.
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar