Setiap malam, ia berdiri diri di trotoar sekitar Jalan Mayor Utarya, depan PLN Kota Tasikmalaya, untuk menggaet pelanggan yang lewat daerah tersebut.
"Kalau saya baru enam bulan mulai saat pandemi, jadi tiap malam juga sepi. Paling ada dapat satu orang, kadang enggak.
Mereka tahu saya hamil, dan katanya pengin sekali sama orang hamil kayak saya," tambahnya.
Satpol PP juga menjaring perempuan hamil tua lainnya yang menjajakan diri di trotoar.
Perempuan itu bahkan didampingi suaminya.
Sementara itu, Kepala Seksi Dal Ops PP Kota Tasikmalaya Sandi A Suguh membenarkan bahwa ada dua PSK jalanan yang terjaring razia Tim Patroli Rutin dan langsung dibawa ke markas untuk didata dan dibina.
Keduanya berasal dari wilayah Kota Tasikmalaya dan sengaja datang ke lokasi mangkal setiap malam.
"Mereka ada yang pernah ditangkap dan dilakukan pembinaan, tapi mereka melakukannya lagi. Kami pun akan terus melakukan operasi rutin untuk memberantas jenis-jenis penyakit masyarakat," pungkasnya.
Mengaku dirayu teman
Seorang PSK berinisial TI (21) nekat mangkal mesti tengah hamil tua.
TI melakoni pekerjaan tersebut setelah diceraikan sang suami.
Ia pun harus menghidupi dirinya sendiri serta dua buah hati yang masih kecil-kecil.
Dalam kondisi kelimpungan masalah ekonomi, janda muda ini bertemu seorang temannya yang ternyata berprofesi sebagai PSK.
"Dari teman saya itulah, saya akhirnya seperti ini. Awalnya saya sempat menolak, tapi dia bilang kerjanya tak perlu capek-capek, tapi uangnya lumayan," ujar Tl.
Tl pun termakan bujuk rayu sang teman.