TRIBUN-TIMUR.COM - Uang didapat warga Tuban hingga borong mobil tak seberapa, terungkap nilai proyek kilang minyak Pertamina - Rosneft yang bikin warga kaya mendadak.
Seperti durian runtuh, warga satu desa ketiban rezeki nomplok.
Mereka pun ramai-ramai beli mobil.
Ratusan mobil baru didatangkan ke Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Mobil-mobil itu dipesan oleh para warga yang mendadak jadi miliarder.
Video kedatangan mobil-mobil baru itu viral di media sosial.
Dalam video tampak 17 mobil diangkut oleh truk towing yang mendapat kawalan dari pihak kepolisian.
Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto membenarkan video itu. Kejadian tersebut berlangsung pada Minggu (14/2/2021).
Gihanto menjelaskan cerita di balik diborongnya mobil-mobil itu.
Dapat uang pembebasan lahan Warga ramai-ramai memborong mobil baru karena mendapat uang pembebasan lahan proyek pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).
Proyek tersebut merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.
Ada sekitar 225 kepala keluarga di Desa Sumurgeneng yang menjual lahannya.
Dikutip dari Surya, nilai tanah dibeli dengan harga Rp600-800 ribu per meter.
Ini jauh lebih tinggi dari harga tanah di sana yang biasanya Rp100-150 ribu.
Uang pembebasan lahan yang diterima bervariasi, mulai dari Rp28 juta.
Namun, sebagian besar warga mendadak jadi miliarder karena memperoleh duit sebesar Rp 8 miliar-Rp 10 miliar.
Warga yang punya lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar.
Ada juga warga Surabaya yang memiliki lahan di sana, mengantongi Rp 28 miliar.
Ada 176 mobil baru
Setelah menerima kucuran uang itu, warga Desa Sumurgeneng secara berkelompok membeli mobil di dealer yang berada di Surabaya dan Gresik.
Kata Gihanto, warga yang memperoleh uang pembebasan lahan memiliki satu hingga tiga mobil di rumahnya.
Salah seorang warga, Mulyadi, mengatakan mobil itu dibelinya dengan sebagian uang hasil pembebasan lahan pembangunan kilang minyak.
Rencananya, mobil itu akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Ya banyak yang membeli mobil, kalau mobil baru saya beli seharga Rp 400-an juta," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/2/2021).
Gihanto mengungkapkan saat ini ada 176 mobil baru yang dibeli warganya.
"Yang datang mobil baru semua, dan kalau ditotal semua itu kurang lebih ada 176 unit mobil baru yang sudah dibeli warga Sumurgeneng," kata dia.
Tak hanya mobil, warga juga menggunakan uang itu untuk membeli tanah dan membangun rumah.
Namun, ucap Gianto, hanya sedikit warga yang memakainya untuk membuka usaha.
"Warga yang menggunakan uangnya untuk usaha sangat minim, jadi jangan heran kalau di kampung sini cari warung makan aja susah," katanya.
Gihanto menuturkan di Desa Sumurgeneng terdapat 840 kepala keluarga (KK).
Dari jumlah itu, ada sekitar 225 KK yang lahannya dijual karena termasuk dalam penetapan lokasi kilang minyak.
Nilai proyek fantastis
Proyek ini digarap perusahaan pelat merah itu untuk menciptakan kemandirian energi.
Kilang baru itu akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barel per hari.
Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan bahan bakar dengan kandungan yang lebih berkualitas, berstandar Euro V.
Kilang Tuban merupakan proyek yang digarap oleh perusahaan gabungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yakni gabungan dari Pertamina dan perusahaan minyak dan gas asal Rusia, Rosneft.
Dilihat dari porsi kepemilikannya, Pertamina memiliki 55 persen saham Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, sementara Rosneft memiliki 45 persen kepemilikan saham.
Untuk merealisasikan proyek tersebut, Pertamina pun membutuhkan lahan seluas 841 hektar.
Adapun total nilai proyek mencapai Rp 211,9 triliun.
Pertamina pun menargetkan kilang baru tersebut sudah dapat mulai beroperasi pada 2026.(*)