TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabar baik datang untuk tenaga kesehatan (nakes) di tahun 2021 ini. Insentif untuk para Nakes yang ikut menangani pasien Covid-19 tetap dilanjutkan, meski sebelumnya diwacanakan akan ditiadakan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Makassar, Agus Djaja Said mengatakan, insentif para nakes tetap lanjut.
Terkait jumlahnya, atau besaran insentif ia belum mengetahuinya.
Agus berdalih belum menerima juknis dari Kementrian Kesehatan atau pun dari Kementrian Keuangan.
Namun menurut dia, insentif ini tak jauh berbeda dengan yang diterima tahun 2020 yakni Rp5 Juta sampai Rp 10 Juta.
“Iya insentifnya tetap ada, Kemenkes sudah menyampaikan, karena kemarin kan dianggap mau dikurangi 50 persen, ternyata tidak,” ujarnya, Rabu (17/2).
Ia membeberkan sebanyak 16 ribu, perawat, dokter umum, hingga spesialis.
Nilai besaran Insentif bagi nakes di 2021 masih sama dengan tahun lalu 2020, disesuaikan dengan kinerja Nakes di lapangan.
“Kemarin itu banyak juga yang mereka dapat, kalau yang malas mana dapat, karena diukur di situ. Dan yang paling rajin sudah pasti dapat,” kata Agus.
Ia memastikan seluruh nakes akan mendapat insentif.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menegaskan, besaran nilai insentif tenaga kesehatan pada 2021
sama seperti besaran insentif pada 2020.
"Dan kami tegaskan bahwa pada 2021 ini yang baru berjalan dua bulan, insentif untuk tenaga kesehatan diberikan tetap sama dengan tahun 2020," ujar Askolani,
Dikutip dari Kontan.id, besaran insentif nakes pada 2020 diatur dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-239/MK.02/2020
adapun besarannya yakni: Dokter Spesialis Rp 15.000.000/bulan, Dokter Umum dan Gigi Rp 10.000.000/bulan, Bidan dan Perawat Rp 7.500.000/bulan, dan Tenaga Medis Lainnya Rp 5.000.000/bulan.
Reaksi IDI Makassar
Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, Wahyudi Muchsin mengatakan, terima kasihnya kepada pemerintah atas perhatiannya terhadap nakes.
Namun menurutnya, sejak awal Covid-19 nakes tidak pernah mempersoalkan masalah insentif.
"Alhamdulillah, saya sendiri melihat serta merasakan, sebab pernah terpapar Covid-19 yang parah, dengan Pnemonia bilateral, kedua paru-paru sisa
seperempat saja bagus, akibat terserang Covid-19 dengan gejala sesak, demam sehingga harus di rawat infection Center Covid-19 Wahidin Sudirohusodo," ujar Wahyudi.
Lanjutnya, ia menyaksikan langsung, bagiamana dokter dan nakes, bekerja penuh cinta, untuk merawat pasien Covid-19, dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
"Maaf jika kita diskusi apapun soal insentif, tidak bisa dibandingkan dengan pengorbanan dokter serta nakes, baik langsung merawat pasien, atau tidak
langsung, sebagai garda terdepan Covid-18 dimana angka makin meninggi," lanjutnya. (*)