Vaksin Corona

70 Warganya Ditangkap, Banyak Vaksin Corona Palsu Diproduksi & Didistribusi di China, Untung Rp 39 M

Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Vaksin Covid. Sindikat mengerikan di China, 70 warganya ditangkap atas produksi dan penyelundupan vaksin virus Corona palsu, raup keuntungan hampir Rp 39 miliar

TRIBUN-TIMUR.COM - Marak berita tentang perderasan vaksi corona palsu beredar di beberapa negara.

Salah satu negara yang menjadi sorotan terkait Vaksin Corona palsu adalah China.

Bahkan soal penyelundupan vaksin dari China rupanya bukan hanya kecurigaan dunia saja.

Mengutip India Times, China sedang mengungkap skandal kejahatan terkait vaksin virus Corona.

Upaya itu membuat lusinan penangkapan atas kejahatan memproduksi dan mendistribusikan vaksin virus Corona palsu, disertai eksploitasi harga dan inokulasi ilegal, seperti dikabarkan dari media lokal Xinhua News Agency.

Otoritas telah menangkap 70 tersangka Rabu minggu lalu, dengan 21 kasus terkait dengan vaksin.

Salah satu grup penyelundup membuat keuntungan sebesar 18 juta yuan atau hampir 39 miliar Rupiah dengan mengemas larutan garam atau air mineral dalam 58 ribu dosis vaksin palsu.

Pemimpinnya ditangkap pada hari raya Natal tahun lalu dan hanya memiliki nama belakang Kong.

Pada kasus yang lain, vaksin palsu dijual dengan harga tinggi, termasuk dalam skema inokulasi darurat di rumah sakit, atau diselundupkan ke luar negeri.

Hal ini sejalan dengan temuan yang ada di Filipina yang tunjukkan ada selundupan vaksin masuk dari China, diberikan kepada para pengawal Presiden Duterte.

Kejaksaan Agung China mendesak badan-badan regional agen regional untuk bekerjasama dengan polisi dalam aksi menghentikan aktivitas seperti ini.

China telah memberikan 40.52 juta dosis vaksin kepada kelompok-kelompok utama masyarakat Selasa kemarin.

Sementara itu diberitakan dari CNN Philippines, pada 22 Januari lalu distributor lokal untuk vaksin perusahaan China Sinopharm, MKG Universal Trading Corporation, akan melaksanakan investigasinya mengenai tuduhan masuknya vaksin Sinopharm ke Filipina tanpa persetujuan pembuat aturan.

Presiden MKG Mark Kristoffer Tolentino mengatakan mereka belum mendistribusikan vaksin apapun sejak Sinopharm belum menerima Otorisasi Penggunaan Darurat atau sinyal positif agar segera dipakai dari Administrasi Obat dan Makanan (FDA).

"Kami secara kategori menolak semua tuduhan karena dari awal berdasarkan catatan kami, kami belum pernah mengimpor atau mendistribusikan ke Filipina," ujar Tolentino kepada Senat dalam sidang dengar.

Halaman
123

Berita Terkini