Dosen dan Guru Besar Unhas Wafat

Prof Tola Guru Besar Unhas yang Hebat Tapi Tak Kesohor Meninggal Dunia, Disebut Ladang Devisa Jepang

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof Tola, alumnus pertama jurusan elektro Fakultas Teknik Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Inilah berita duka hari ini. Guru Besar Unhas Prof Dr Ir Muhammad Tola MEng meninggal dunia.

Informasi yang diperoleh Tribun-Timur.com, Prof Tola dimakamkan di pekuburan unhas Pattene Maros. Prof Tola adalah Guru Besar Unhas yang meninggal pada Januari 2021 ini.

Sebelumnya Guru Besar Unhas emeritus Prof Nuraeni Malawat kemudian Guru Besar Unhas di fisipol yang juga mertua muzdalifah, Prof Rakhmat. Prof Nuraeni Malawat dan Prof Rakhmat tercata Guru Besar Unhas positif Covid-19.

“Innalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka, semoga Almarhum Prof Tola, diampuni semua dosa-dosanya, diterima semua amal ibadahnya dan  mendapat tempat yang terbaik disisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Aamiin ya Allah,” tulis ekonom senior Sulsel AM Sallatu di  Group WhatsApp Forum Dosen dan Narasumber, Selasa (12/1/2021) malam.

Menjelang ajal, Prof Tola masih aktif mengajar di Fakultas Teknik Unhas di Kampus Samata Gowa

Ketua Senat Akademik Fakultas Teknik Unhas, Prof Syamsul Bahri, mengatakan, kondisi Prof Tola tidak stabil setelah terjatuh di kamar mandi.

“Beliau terjatuh di kamar mandi sejak itu tidak pernah lagi normal. Tapi memang kondisi fisiknya selama ini lemah,” ujar Prof Syamsul Bahri.

Ladang Devisa

Dikutip Koran Kampus Unhas Identitas, Prof Tola alumnus Universitas Kobe, Jepang.

Setelah tujuh tahun kuliah di Universitas Kobe, Prof Tola memperoleh gelar doktor “ladang devisa” dari Jepang.

“Prof Tola adalah orang hebat yang diakui dunia, terutama di Jepang tapi kurang terpublikasi di negeri sendiri,” ujar alumnus Unhas yang juga wartawan senior, Mulawarman.

Selain itu, Prof Tola juga tercatat alumnus pertama Fakultas Teknik Unhas Jurusan Elektro. Prof Tola terkenal di Jepang karena penelitian disertasinya  “Study of Model Equations of Fluorescent Lamps”. Dalam disertasi itu, Prof Tola, membahas opto-electronics, bidang ilmu yang mengkaji soal cahaya.

Lelaki asal Mare, Bone, itu lulus sebagai doktor dengan bidang kajian yang langka. Dulu, ketika ia kuliah belum banyak mahasiswa maupun peneliti yang tertarik untuk mengangkat studi kasus tentang cahaya.

Masih dikutip dari Identitas, Prof Tola adalah segelintir orang yang doktor opto-electronics. Prof Tola menjadi manusia langka dan doktor paling mahal dari Jepang.

Bidang elekronik merupakan ‘Bonanza’, sumber keuntungan, bagi negara itu. Maka tak heran, Prof Tola bergelut selama tujuh tahun baru berhasil meraih gelar ‘ladang devisa’ bagi Jepang.

Halaman
12

Berita Terkini